Tabloid-Nakita.com- Sebagian orangtua mengeluhkan anak-anaknya yang dinilai tidak dapat mematuhi aturan yang sudah ditetapkan. Mengapa ini terjadi? Ada kemungkinan cara orangtua mengomunikasikan aturan belum tepat. Di dalam ilmu komunikasi, sebuah pesan untuk melakukan sesuatu tidak dapat dikomunikasikan satu kali. Tentu ada tahapan-tahapan yang perlu dilakukan orangtua agar anak mau menjalankan aturan tersebut.
Agar anak dengan senang hati melakukan aturan, sebaiknya sepakatilah aturan yang harus dilakukan. Sampaikan dengan nada bicara penuh perhatian dan bukan perintah. Ingat, bahwa komunikasi bukan hanya berkaitan dengan kata-kata yang digunakan namun juga tinggi-rendah suara dan gesture.
“Kak, Mama khawatir kalau Kakak nggak pulang sekolah tepat waktu. Bisa nggak kalau Kakak langsung pulang dulu sebelum main ke rumah teman?”
Bisa saja ketika kita menerapkan sebuah aturan, anak tidak langsung mengiyakan. Sangat mungkin anak akan mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan mengapa mereka harus berbuat seperti itu. Tidak apa-apa, itu tandanya anak sedang membangun diskusi. Diskusikanlah sampai anak memahami.
Dalam menerapkan aturan, orangtua perlu melihat usia dan kemampuan anak dalam melakukannya. Jangan-jangan, anak belum mampu melakukannya karena aturan yang diberikan terlalu berat untuknya.
Masih ada lagi beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua sebelum menetapkan aturan. Namun, jauh sebelum melakukan hal-hal tersebut, pastikan bahwa kita sebagai orangtua dan anak memiliki kedekatan. Membangun kedekatan tentu tidak dapat dilakukan dalam satu atau dua bulan, namun sejak anak masih berada di dalam kandungan. Mengelusnya, mengajaknya bicara, menjaga hati ibu agar bahagia. Begitu juga ketika anak sudah lahir.
Mengapa membangun kedekatan ini berkaitan dengan menerapkan aturan? Ketika orangtua dan anak berusaha menyepakati suatu aturan, anak tidak akan mengganggapnya sebagai sebuah perintah dan akan melakukannya karena merasa bahwa hal tersebut memang perlu dilakukan untuk kebaikannya.
Selamat bekerja sama, Mama-Papa.
Penulis: Aprilina Prastari
Pemerhati Komunikasi Keluarga, Penggiat Parenting
KOMENTAR