Nakita.id - Infeksi virus Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan.
Meski penderita Covid-19 sejauh ini adalah orang dewasa, tidak mengurangi kemungkinan bahwa virus ini bisa menyerang anak-anak.
Pada rentang waktu 13 April - 30 September 2020, sebuah penelitian yang diterbitkan di Canadian Medical Association Journal (CMAJ) mencoba mengamati gejala Covid-19 pada golongan muda.
Lebih dari 2.400 anak dan remaja di bawah 17 tahun di provinsi Alberta, Kanada menjalani tes Covid-19.
Hasilnya, ditemukan risiko hasil positif yang lebih besar pada anak di rentang usia 13 hingga 17 tahun. Sementara, hasil negatif lebih banyak ditemukan pada anak usia di bawah 4 tahun.
Dari penelitian tersebut, anak yang hasil tesnya positif menunjukkan gejala seperti sakit perut, kehilangan indra perasa dan penciuman, serta demam dan sakit kepala.
Namun, sepertiga dari anak-anak dan remaja yang positif terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Meski demikian, jumlah pasien dengan gejala 65 kali lebih banyak daripada yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Salah satu penulis penelitian Dr. Finlay McAlister dari University of Alberta menyebut, hal ini menjadi tantangan dalam mengidentifikasi Covid-19 pada anak-anak.
Baca Juga: Alami 5 Gejala Ini, Tandanya Daya Tahan Tubuh Moms Sedang Lemah
“Proporsi infeksi virus corona tanpa gejala pada anak-anak kemungkinan jauh lebih tinggi daripada yang telah kami laporkan, mengingat banyak juga yang tidak hadir untuk dites," ujar McAlister.
Melansir WebMD, selain gejala Covid-19 yang telah disebut di atas, batuk dan pilek juga sering terjadi di antara anak-anak yang positif terinfeksi.
Namun, hal ini sering mengecoh para peneliti. Sebab, batuk dan pilek juga kerap terjadi pada anak-anak yang hasil tesnya negatif.
"Banyak gejala serupa influenza, seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan yang sama, pada anak-anak yang dites negatif untuk SARS-CoV-2," ujar McAlister.
Baca Juga: Ramuan Kunyit Putih dan Madu Ternyata Ampuh Memperkuat Sistem Pernapasan pada Penderita Covid-19
Spesialis penyakit infeksi anak Dr. Nisha Thampi turut mengatakan, jumlah anak tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak sedikit juga membuat aktivitas skrining (identifikasi gejala) tidak bisa menjadi patokan seutuhnya.
“Mengingat tingginya proporsi anak-anak dengan SARS-CoV-2 yang asimtomatik, tidak mungkin strategi skrining gejala dapat mencegah setiap anak dengan infeksi SARS-CoV-2 untuk lolos masuk sekolah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Thampi menekankan, masyarakat tetap perlu melakukan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan saat menjalankan aktivitas.
Langkah tersebut dapat dimulai dengan terus menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR