Melansir WebMD, selain gejala Covid-19 yang telah disebut di atas, batuk dan pilek juga sering terjadi di antara anak-anak yang positif terinfeksi.
Namun, hal ini sering mengecoh para peneliti. Sebab, batuk dan pilek juga kerap terjadi pada anak-anak yang hasil tesnya negatif.
"Banyak gejala serupa influenza, seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan yang sama, pada anak-anak yang dites negatif untuk SARS-CoV-2," ujar McAlister.
Baca Juga: Ramuan Kunyit Putih dan Madu Ternyata Ampuh Memperkuat Sistem Pernapasan pada Penderita Covid-19
Spesialis penyakit infeksi anak Dr. Nisha Thampi turut mengatakan, jumlah anak tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak sedikit juga membuat aktivitas skrining (identifikasi gejala) tidak bisa menjadi patokan seutuhnya.
“Mengingat tingginya proporsi anak-anak dengan SARS-CoV-2 yang asimtomatik, tidak mungkin strategi skrining gejala dapat mencegah setiap anak dengan infeksi SARS-CoV-2 untuk lolos masuk sekolah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Thampi menekankan, masyarakat tetap perlu melakukan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan saat menjalankan aktivitas.
Langkah tersebut dapat dimulai dengan terus menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR