"Istilah ini sering terdengar selama tahun 2020 ini, alias banyak orangtua yang merasakan burn out itu sendiri." ujar Putu Andani, M.Psi., Psikolog, TigaGenerasi dalam webinar bertajuk "Diskusi Peran Ibu di Masa Pandemi dan Tantangan Ibu di Tahun 2021" yang diselenggarakan oleh BaBe.
"Jadi kalau ditanya level, lebih sering kita memakai kata stres. Stres itu ada di level 1, lalu burn out itu ada di level 2, lalu depresi, anxiety itu ada di level 3." tambahnya lagi.
"Jadi burn out bisa dikategorikan dalam kritis, akan tetapi kalau diatur dengan baik bisa membuat kita lebih kuat." tegasnya.
Baca Juga: Berperawakan Mini, Ucok Baba Tunjukkan Aksi Nyetir Mobil Sendiri, Begini Cara Uniknya
Beliau juga menyatakan dampak dari burn out yang sebenarnya sangat tidak baik untuk keluarga.
"Burn out ini sendiri merupakan kelelahan yang luar biasa, lelah secara mental, dampaknya apa? Kita jadi berjarak dengan apa yang kita kerjakan." kata Putu Andani, M.Psi.
"Kita jadi menganggap bahwa anak itu hanya pekerjaan saja dan tidak ada kedekatan emosionalnya.
"Karena kita inginnya break tapi tidak bisa, sehingga ke anak kita cenderung memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja, bukan kebutuhan emosionalnya." tandasnya.
Baca Juga: BaBe AI Academy Memperkuat Kompetensi Digital Para Pelajar di Indonesia
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR