Tabloid-Nakita.com - Ibadah puasa adalah ibadah wajib sekaligus amalan utama dalam agama Islam. Untuk itu, sedini mungkin orangtua mengajarkannya pada anak. Sayangnya, meski bermaksud baik agar anak bisa berpuasa secara penuh, dari Subuh hingga Magrib, adakalanya cara-cara yang dilakukan orangtua kurang tepat. Berikut 6 kesalahan yang dilakukan saat mengajari anak puasa:
1. Memaksa anak.
Saat mengajarkan berpuasa pada si prasekolah, ajaklah dengan cara menyenangkan. Pilih kata-kata positif, tidak menyuruh, tidak membentak dan jangan membuat anak terpaksa melakukannya. Jika buah hati masih susah dibangunkan sahur, tak perlu dipaksa. Tip buat Mama, jika anak sudah tertarik melakukan puasa, di malam sebelumnya, kita harus sudah memberi tahu bahwa ia harus bangun lebih awal untuk melakukan sahur bersama. Lalu, agar anak tidak susah dibangunkan sahur, minta ia untuk tidur lebih cepat dari biasanya,
Ingat Mam, hal yang terpenting agar anak mau belajar berpuasa adalah member stimulasi dengan hal-hal yang menyenangkan dan jangan pernah memaksa atau menyuruhnya. Ingat, di usia prasekolah, puasa sifatnya hanyalah pengenalan. Oleh sebab itu, bebaskan anak melakukan puasa atas kemauannya sendiri.
Baca juga: Ternyata, anak bisa lebih sehat bila berpuasa. Ini penjelasan medisnya
2. Hindari Meminta Anak untuk Berpuasa Secara Full.
Jangan langsung meminta anak berpuasa secara full. Dari Subuh sampai Magrib, meski secara fisik anak terlihat mampu. Mama sebaiknya mengajarkan puasa secara bertahap. Misalnya berpuasa 3—4 jam. Lalu ketika Mama merasa si prasekolah cukup kuat berpuasa, lanjutkan hingga pukul 10.00 lagi, perpanjang secara bertahap hingga pukul 12.00 (waktu zuhur). Lakukan ini di tahun pertama puasanya. Penerapan secara bertahap ini merupakan salah satu proses pembelajaran bagi anak. Bila ditambah dengan informasi mengenai manfaat dan pengertian puasa dari orangtua, diharapkan di tahun berikut, anak akan mau dengan sendirinya untuk melakukan puasa seharian penuh.
3. Lupa Menghargai usaha Anak Sekalipun Ia Gagal.
Sering kali si prasekolah mengatakan ia ingin berpuasa sehari penuh, tapi ternyata puasanya “bolong”. Karena menjelang siang, ia sudah minta makan. Jangan patahkan semangatnya dan mengejek "kekalahannya". Tetap hargai usahanya untuk berpuasa, sambil terus dibimbing untuk melakukan puasa yang benar.
Baca juga: Anak Kuat Berpuasa Meski Lupa Sahur
4. Salah Memberikan reward
Jangan sepelekan reward buat anak, sekalipun ia hanya bisa berpuasa beberapa jam. Banyak ahli sepakat, memberikan hadiah pada anak yang bisa menyelesaikan puasanya dengan baik merupakan salah satu cara efektif. Penghargaan seperti ini akan memacu anak untuk mau melakukan puasa sama seperti kedua orangtuanya dan tidak akan membuatnya materialistis. Sebab, ada kebanggaan pada diri anak bisa mendapatkan sesuatu dari hasil jerih payahnya sendiri dan bisa dibanggakannya kepada orang lain.
Hadiahnya tak perlu mahal dan jangan mengimingi-imingi hal yang di luar kemampuan anak. Misal, kalau anak bisa berpuasa seharian penuh selama bulan Ramadan, akan diberi sepeda. Ingat, si prasekolah masih dalam tahap belajar berpuasa, jadi cukup beri target pendek. Kalau bisa menyelesaikan puasa setengah hari selama beberapa hari, umpama, ia akan mendapat menu buka puasa favoritnya. Hal ini bisa memacu semangatnya untuk berpuasa.
Baca juga: 6 Manfaat Puasa Bagi Anak
5. Tidak Memberikan Teladan.
Orangtua adalah contoh dan semangat pendorong bagi setiap anak-anaknya. Termasuk dalam hal berpuasa. Oleh sebab itu, hindari menunjukkan “penderitaan” dan rasa lemas Mama Papa ketika berpuasa. Sebaliknya, tunjukkan puasa itu menyenangkan. Tetap jalani aktivitas kita seperti biasa, agar si prasekolah bisa melihat bahwa puasa tidak akan mengganggu apa pun. Dengan demikian, di kemudian hari, ia pun termotivasi untuk tidak bermalas-malasan dan tetap semangat ketika berpuasa.
6. Tidak Memantau kesehatannya.
Terutama jika ini adalah tahun pertama atau tahun kedua si prasekolah berpuasa. Kondisi fisik tiap anak berbeda-beda. Ada yang baru belajar puasa, langsung bisa setengah hari. Namun ada yang tidak. Yang pasti lihat kondisinya. Kalau memang kondisi fisik si kecil tidak memungkinkan, ia tampak lemas, mata cekung, atau ada kondisi fisik lain yang mengkhawatirkan, kita harus memintanya untuk berbuka. Biarkan ia makan cukup. Apabila ia kuat untuk melanjutkan puasa, perbolehkan ia puasa. Namun jika tidak, jangan dipaksakan.
Baca juga: Jangan Paksa Anak Untuk Berpuasa
Sekali lagi, pembelajaran berpuasa bergantung pada kesiapan buah hati. Mohon diingat, belum ada kewajiban bagi anak-anak TK atau SD yang belum akil balig untuk berpuasa. Untuk itu semestinya latihan berpuasa ini dibuat fun dan berkesan sehingga saat tiba kewajiban mereka berpuasa di bulan Ramadan, kewajiban itu bisa dijalankan dengan ikhlas, ringan dan gembira. Selamat menjalankan ibadah puasa.
Nadia Asry/Ipoel
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
KOMENTAR