Nakita.id - Kebanyakan wanita yang sedang hamil pasti mengharapkan untuk bisa melakukan persalinan normal.
Walau begitu, terkadang rencana kita tidak selalu sesuai dengan harapan.
Moms mungkin saja melahirkan dengan cara operasi caesar karena suatu hal, dan tindakan tersebut bisa saja menyebabkan berbagai komplikasi.
Operasi caesar sendiri merupakan sebuah operasi yang dilakukan untuk melahirkan bayi dengan membuat luka yang dibuat pada perut dan rahim.
Baca Juga: Sering Terasa Kram pada Bekas Luka Operasi Caesar, Apakah Wajar?
Luka tersebut dibuat di sepanjang garis perut. Oleh sebab itu, operasi caesar dapat menyebabkan banyak risiko yang berbahaya.
Melahirkan secara caesar memang akan membuat ibu hamil terbebas dari rasa nyeri yang dialami selama bersalin.
Namun ada pula gangguan yang disebabkan infeksi dapat dirasakan Moms dan menyebabkan komplikasi yang akan dibahas dalam Liputam Khusu Nakita.id berikut ini.
dr. Bramundito, Sp.OG - Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah - Pondok Indah menuturkan pada Nakita.id dalam liputan khusus membahas seputar risiko operasi caesar, Selasa (05/01/21).
Baca Juga: Sering Timbulkan Kekhawatiran, Haruskah Melahirkan Caesar Saat Bayi Sungsang? Ini Kata Dokter
Menurut dr. Bramundito, komplikasi caesar di zaman sekarang ini apalagi di tempat-tempat yang baik bisa dibilang kecil sekali komplikasinya.
"Bisa dibilang kecil sekali komplikasinya. Walaupun tetap ada resiko komplikasi," ujar dr. Bramundito.
Komplikasi pada ibu biasa saja komplikasi dari anastesinya, bisa saja ada efek samping obat anastesi, bisa saja alergi (walaupun jarang), bisa juga setelah operasi suka sakit kepala komplikasi dari anastesi (kadang-kadang).
"Karena proses biusnya mungkin atau pemulihannya tidak terlalu cepat. Anastesi spinal itu tidak bisa langsung cepat duduk, memang harus bertahap. Karena kadang kadang suka (merasakan) sakit kepala."
Kalau dari tindakan bedahnya biasanya akan terjadi komplikasi seperti pendarahan, infeksi atau juga ada cedera saat kita operasi.
"Bisa saja kita kena anatominya berubah, atau ibunya pernah operasi apa jadi ada perekatan jadi kita bisa mencederai usus atau kandung kencing yang terdekat dari situ," ujar dr. Bramundito dalam liputan khusus Nakita.id kali ini.
Resiko medis seperti itu dan komplikasi apapun bisa saja terjadi.
Komplikasi pada bayi bisa saja terjadi ketika proses penyayatan rahim saat ingin melahirkan bayinya, bayinya tersayat juga saat itu.
"Untuk bayinya bisa saja terjadi saat kita menyayat rahim saat ingin melahirkan bayinya, bayinya tersayat juga saat itu. Mungkin bagian kepalanya atau bagian kakinya kalau dia sungsang atau bagian badannya, itu juga resiko," jelasnya.
Usai mengetahui apa saja komplikasi yang biasa terjadi pada bayi dan Moms yang dibahas dalam liputan khusus Nakita.id kali ini, dr. Bramundito juga menjelaskan berbagai macam anastesi yang digunakan dalam operasi caesar sendiri.
Sekarang ini diketahui kebanyakan para dokter menggunakan anestesi spinal dan epidural, jadi Moms bisa melihat bayinya dan menyusui.
"Anastesi itu bisa dua macem, anastesi yang setengah badan saja ya anestesi spinal dan epidural, atau anastesi umum yang tidur.
Kebanyakan anastesi setenga badan saja atau anestesi spinal dan epidural. Pada kasus tertentu, sulit atau tidak bisa atau ada indikasi jadi dibius umum dia tidur," jelas dr. Bramundito.
GIV Gelar Kompetisi 'The Beauty of GIVing' Guna Dukung Perjalanan Inspiratif Womenpreneur Indonesia
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR