Berkaitan dengan gelagat Gisel yang akhirnya memberanikan diri memohon maaf atas kegaduhan gegara video syur 19 detik, psikolog pun ikut menyorotinya.
Psikolog Joice Manurung mengungkap beberapa fakta yang terekam di kanal YouTube Intens Investigasi pada Jumat (8/1/2021).
"Ini buat saya sebuah keberanian dan sebuah kebesaran jiwa, ya," kata Joice Manurung.
"Bahwa kita berhasil mention, menyebutkan nama-nama orang yang bagi kita sangat berat dan susah disebutkan," sambungnya.
Ada makna terselubung ketika Gisel menyebutkan nama mantan suami hingga kekasihnya dalam permohonan maaf.
"Artinya Gisel ingin memberikan sebuah tanda secara langsung orang-orang ini sangat berarti untuk dia," pungkas Joice Manurung.
"Orang-orang ini lah yang sebenarnya terganggu dan akan mengalami beban emosional terkait kasus yang sedang dialami," kata psikolog.
Dari keputusan Gisel minta maaf menjadi tanda kalau ibunda Gempi itu bertanggung jawab.
"Untuk itu, Gisel bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini dan melepaskan beban-beban emosional itu.
"Dengan menyebut nama artinya dia menunjukkan secara khusus permintaan maaf dan bukan hanya itu, tapi meminta ampun istilahnya.
"Meminta ampun kepada orang-orang yang menurutnya justru disakiti dan diberikan beban emosional dari kasus tersebut," jelas Joice Manurung.
Lebih lanjut, momen panjang yang dilalui Gisel sebelum meminta maaf atas kasus video syur 19 detik juga menguak sisi lain kekasih Wijin.
Setelah mengaku benar adanya kalau wanita dalam video panas itu adalah dirinya, Gisel tak akan lagi dibayang-bayangi kepalsuan.
"Namun, sekarang dia sekarang sudah menerima keadaan bahwa orang sudah tahu dirinya.
"Dengan dia menyatakan permintaan dan sekaligus secara implisit menandakan bahwa dia mengakui ini adalah sebuah keberanian untuk melepaskan," tukas Joice Manurung.
"Dan buat saya, ini rilisan yang sangat bagus, artinya Gisel akan lebih mudah menata kehidupan karena udah enggak punya beban-beban itu," sambungnya.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR