Melihat hal ini, penebang memutuskan untuk membawanya ke museum Southern Forest World, Waycross, Georgia.
Kejadian ini membuat peneliti penasaran bagaimana bisa tubuh anjing tersebut masih tetap utuh meski sudah lama meninggal.
Seorang Antropolog Biologi di Unversity of West Florida, Kristina Killgrove, menjelaskan bahwa pohon oak chestnut mengandung tanin, atau zat yang biasanya digunakan untuk melapisi kulit binatang agar tidak busuk.
Tanin merupakan pengering alami atau bahan yang dapat menyerap kelembapan dan mengeringkan sekitarnya.
Lingkungan yang memiliki kelembapan rendah akan menghentikan aktivitas mikroba.
Saat manusia atau hewan mati, mikroba dalam tubuh menjadi tak terkendali akibat proses biologis.
Mikroba tersebut akan mulai 'memakan' tubuh dan mikroorgaisme dalam usus hingga menjadi busuk.
Oleh karena itu, zat tanin dari pohon oak chestnut tersebut menyerap kelembapan di sekitar mayat anjing tersebut sehingga tidak ada proses pembusukan.
Pihak museum pun menyebutkan bahwa hal ini juga dipengaruhi oleh posisi dan bentuk pohon.
Udara yang tertiup ke atas akan membantu anjing tetap utuh, kata juru bicara museum, Bertha Sue Dixon.
"Itu seperti cerobong asap, udara yang naik dan keluar dari pohon akan menyulitkan hewan lain mencium bangkai anjing ini," tambahnya.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Terjebak 60 Tahun dalam Rongga Pohon, Tubuh Anjing ini Utuh, Kok Bisa?"
BACA JUGA: Ini Dia Hewan-Hewan yang Bikin Salah Fokus di Foto Pernikahan
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR