Ditambah lagi, pasien kerap lalai melakukan kontrol rutin dan melupakan masa kedaluwarsa susuk yang berlaku 3—8 tahun.
(Baca juga : Masih Ingat dengan 5 Metode Kontrasepsi Ini)
4. Pil dan Suntik KB. Kelalaian pengguna menjadi penyebab utama kegagalan pencegahan kehamilan. Pil KB berisi hormon estrogen dan progesteron.
Dulu dosisnya cukup besar, sekitar 50 mcg. Karena banyak efek samping, seperti membuat mood jelek dan vlek hitam serta jerawat di wajah, dosisnya dikurangi, sekitar 20 mcg.
Sebab itu, pil harus diminum pada jam yang sama setiap hari. Kalau lalai meminum pil sudah 2—3 hari, risiko kegagalan makin tinggi dan harus pakai kontrasepsi tambahan, kondom misalnya.
Hal serupa berlaku untuk suntik KB. Suntik KB harus diulang setiap satu atau tiga bulan sekali pada waktu yang sama.
Jika pasien melewatkan jadwal penyuntikan ulang, peluang kehamilan makin besar terjadi.
Penyuntikannya pun harus pada hari pertama menstruasi, supaya haid tetap teratur. Kalau disuntik setelah menstruasi, haid akan muncul sebelum waktunya.
(Baca juga : 6 Efek Samping Alat KB Spiral yang Jarang Diungkap)
5. Kontrasepsi Mantap/Permanen. Kegagalan lebih banyak disebabkan faktor kelalaian dokter saat melakukan tindakan operasi.
Pada tubektomi, untuk mencegah sel telur bertemu dengan sperma, dokter akan mengikat atau memutus saluran telur (tuba falopi).
Tapi kadang-kadang yang diikat si dokter bukan saluran telurnya atau proses pengikatannya tidak sempurna.
Kalau saluran telur diikat, harusnya jaringannya akan mati dan putus. Tapi kalau ikatannya tidak kuat, jaringan tidak sempat putus dan tersambung lagi, sehingga terjadi rekanalisasi.
Hal inilah yang menyebabkan sel telur masih bisa bertemu dengan sperma. (*)
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Puri |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR