Nakita.id - Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan bronkopneumonia menyumbang kematian anak di bawah usia lima tahun sebanyak 15% pada tahun 2017.
Maka dari itu, Moms dan Dads harus mengetahui gejala masalah kesehatan yang sering dialami oleh bayi ini.
Sebelumnya, dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Respiologi yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah ketika diwawancarai Nakita.id pada Kamis (21/1/2021), menjelaskan bronkopneumonia adalah salah satu infeksi pernapasan yang bersifat akut.
Baca Juga: Bronkopneumonia pada Anak dan Penyebabnya yang Sering Tak Disadari Orangtua
Gejala Bronkopneumonia
Setelah mengetahui definisi bronkopneumonia, ada baiknya Moms dan Dads mengetahui gejala masalah kesehatan ini.
Dokter Wahyuni mengatakan karena bronkopneumonia salah satu infeksi pernapasan akut, sehingga gejala adalah demam.
"Kemudian karena dia mengenai sistem pernapasan maka biasanya gejalanya batuk. Selanjutnya diikuti dengan gejala sesak napas.
Sesak napas ini kalau masih fase awal pada kondisi ringan itu ditemukan napasnya cepat," paparnya.
Dalam liputan khusus Nakita.id membahas bronkopneumonia, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RSIA Brawijaya Antasari juga menjelaskan gejala bronkopneumonia.
Dokter Reza mengatakan ada hal yang harus diwaspadai oleh orangtua di rumah dan bisa dilihat dari frekuensi napas normal.
"Jadi untuk usia 0-2 bulan dikatakan frekuensi napas normal adalah kurang dari 60 kali per menit.
Sedangkan dari usia 2 bulan – 1 tahun normalnya adalah 50 kali per menit, dari usia 1-5 tahun normalnya kurang dari 40 kali per menit dan lebih dari 5 tahun normalnya kurang dari 30 kali per menit.
Baca Juga: Jangan Lagi Lakukan, Merokok Dekat Anak-anak Bisa Timbulkan Bahaya Kesehatan yang Tak Main-main
Jadi dihitung dalam satu menit pada saat anak istirahat atau tertidur, dilihat, dievaluasi, jika dia meningkat dari nilai normal artinya ada masalah dan artinya ada napas cepat dan dilihat ada gangguan yang lain atau tidak." jelas dokter Reza.
Sedangkan, dr. Imelda Pingkan M, Sp.A, Dokter Anak yang berpraktik di Columbia Asia Hospital Pulomas, juga menjelaskan gejala bronkopneumonia.
"Tanda-tandanya anak mengalami sesak napas atau kesulitan bernapas, napas cepat, muncul cekungan di dada bagian bawah, anak terlihat biru, dan saat bernapas terangguk-angguk.
Pada anak yang lebih kecil mereka akan menjadi rewel, tidak bisa makan dan minum, bahkan bisa muntah dan tidak sadarkan diri karena kekurangan oksigen," ucapnya.
Penanganan Bronkopneumonia
Dokter Wahyuni mengatakan penanganan bronkopneumonia bisa dideteksi dengan pemeriksaan oksimetri.
"Kita lihat kadar oksigennya kalau kurang dari 94% kita katakan dia hipoksemia. Sehingga pertolongan pertama yang harus diberikan anak dengan pneumonia adalah kita berikan oksigen.
Kemudian anak-anak dengan pneumonia biasanya juga karena dia sesak napas, dia susah minum, maka kita harus pastikan cairannya cukup.
Baca Juga: Wajib Tahu! Virus Corona Bisa Sebabkan Paru-paru Rusak Permanen, Ahli Beberkan Fakta di Baliknya
Kalau dia tidak bisa minum lewat mulut kita bisa bantu menggunakan selang yang langsung ke saluran pencernaannya. Kalau tidak bisa juga dengan itu, maka kita bantu dengan infus," jelas dokter Wahyuni.
Senada dengan penjelasan di atas, dokter Reza tata laksana bronkopneumonia akan diberikan suplementasi oksigen jika anak sesak napas.
"Jika pneumonia berat maka menggunakan ventilator. Kemudian biasa juga diberikan obat injeksi antibiotik jika perlu dan diberikan parasetamol jika dia ada demam," ujarnya.
Baca Juga: Lindungi Kesehatan Paru-Paru, Tanaman Pembersih Udara Ini Ampuh Serap Polusi di Dalam Rumah
Pencegahan Bronkopneumonia
dr. Imelda Pingkan M, Sp.A, Dokter Anak yang berpraktik di Columbia Asia Hospital Pulomas, mengatakan bronkopneumonia bisa dicegah.
"Dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Nutrisi juga perlu, sehat dan seimbang. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Hindarkan anak dari polusi terutama asap rokok, asap knalpot, dan lingkungan kotor lainnya," katanya.
Dokter Reza juga mengatakan bronkopneumonia bisa dicegah dengan pemberian imunisasi rutin.
Baca Juga: Tak Kenal Ampun Covid-19 Serang Mata Selain Paru-paru, Akibatnya Orang Dapat Berujung Seperti Ini
"Diberikan namanya pentabio atau DPT dimulai pada anak usia 2 bulan-6 bulan yang biasanya diulang pada 12 atau 18 bulan," ucapnya.
Dokter Wahyuni juga mengatakan hal yang sama, imunisasi BCG, DPT, influenza, MMR bisa mencegah bronkopneumonia.
"Kedua, pastikan bayi itu diberikan ASI eksklusif. Ketiga, harus diberikan makanan yang bernutrisi dengan kecukupan vitamin.
Penting juga menghindarkan asap rokok di dalam rumah. Karena asap rokok sangat kuat dan bisa menyebabkan gangguan pernapasan sehingga dapat terjadinya bronkopneumonia." jelasnya.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR