Nakita.id - ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah masalah kesehatan yang sering dialami oleh bayi.
Dalam liputan khusus sebelumnya, ISPA adalah infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan atas sampai bawah yang bersifat akut.
Karena akut maka ISPA cepat terjadinya dalam kurun waktu 2 minggu dan masalah kesehatan ini menyerang mulai dari hidung sampai paru-paru.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia sering kalah kaprah tentang menyebut ISPA sebagai batuk pilek/influenza.
Hal yang membuat berbeda adalah ISPA biasanya disebabkan oleh rhinovirus sedangkan batuk pilek/influenza karena virus influenza type A dan B.
ISPA menyebar dengan berbagai cara misalnya bayi menghirup percikan bersin dari seseorang yang terinfeksi atau memegang benda yang terkontaminasi virus atau kuman lalu tak sadar menyentuh hidung dan mulutnya.
Baca Juga: Bronkopneumonia pada Anak dan Penyebabnya yang Sering Tak Disadari Orangtua
Gejala ISPA
Setelah mengetahui definisi dan penyebab ISPA pada bayi, ada baiknya Moms dan Dads mengenali gejalanya.
dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah yang diwawancarai Nakita.id pada Kamis (21/1/2021) menjelaskan gejala ISPA pada bayi.
"Karena itu suatu kondisi infeksi yang bersifat akut jadi biasanya ada demam, pilek, atau bersin-bersin, hidung berair, batuk mulai kering hingga berdahak.
Tetapi selesma ini bedanya dengan pneumonia adalah tidak disertai dengan napas cepat, maupun sesak napas dan usaha bernapas," jelas dokter Wahyuni.
Senada dengan di atas, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RSIA Brawijaya Antasari yang dihubungi Nakita.id pada Sabtu (23/1/2021), memaparkan gejala ISPA pada bayi.
"Gejalanya mudah bahkan orang awam bisa tahu, biasanya paling sering kejadian karena dia salah satu penyakitnya gara-gara rhinovirus, maka dominan di hidung. Biasanya akan tampak meler dibanding batuknya," papar dokter Reza.
Baca Juga: Jangan Dulu Panik, Begini Penanganan Tepat Mengatasi Demam pada Bayi Baru Lahir
Selain hidung meler, dokter Reza juga mengatakan gejala lainnya adalah demam yang tidak terlalu tinggi dan hanya diawal-awal.
"Jarang sekali disertai dengan sesak dan bernapas grok-grok. ISPA atau selesma ini dia sangat mudah menular.
Makanya dievaluasi penularannya, misalnya ada anggota keluarga lain lagi sakit selesma akan menularkan," lanjutnya.
Tak beda jauh, dr. Imelda Pingkan M, Sp.A, Dokter Anak yang berpraktik di Columbia Asia Hospital Pulomas ketika diwawancarai Nakita.id pada Jumat (22/1/2021), menjelaskan gejala ISPA pada bayi.
"Biasanya kita temui dengan hidung tersumbat, pilek, batuk, sakit tenggorokan, pita suara serak, mata terasa sakit, berair, dan kemerahan, sakit kepala, nyeri otot, demam, dan sakit ketika menelan.
Tanda dan gejala dari infeksi virus itu dia akan menetap selama 1 - 2 minggu tetapi setelah itu dia akan mereda," ucap dokter Pingkan.
Dokter Pingkan juga menjelaskan ISPA menjadi perlu diwaspadai jika gejala yang disebutkan diikuti dengan sesak napas, napas berbunyi, nyeri di bagian dada atau perut, disertai dengan kejang, penurunan kesadaran, bibir dan kuku tampak kebiruan, kulit menjadi pucat dan teraba dingin, gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare.
"Atau kasus lebih berat yaitu diikuti dehidrasi, adanya pneumonia, bronkitis, penyakit-penyakit lain; untuk keadaan-keadaan tersebut harus dibawa ke dokter," lanjutnya.
Penanganan ISPA
"Anak yang dengan selesma itu 80% disebabkan oleh virus sehingga dia akan swasirna, akan sembuh sendiri setelah kurun waktu tertentu. Biasanya 5-7 hari, paling lama 10 hari," jelas dokter Wahyuni.
Dokter Wahyuni kemudian melanjutkan ISPA tidak diberikan antibiotik karena penyebabnya bukan infeksi bakteri.
"Tetapi yang diberikan obat-obat yang fungsinya untuk melegakan saja atau mengurangi gejala yang timbul. Misalnya anak demam, tentu kita memberikan obat penurun panas," lanjutnya.
Senada dengan di atas, dokter Reza membeberkan sebenarnya tidak ada pengobatan khusus untuk selesma atau ISPA ini.
"Tapi jadi masalah adalah dia mudah menular, maka idealnya kalau ada anak yang lagi selesma, dia pakai masker.
Kalau misalnya dia tidak bisa pakai masker orang lain di sekitarnya pakai masker untuk menjaga supaya tidak tertular dari anak ini," papar dokter Reza.
Tak jauh berbeda, dokter Pingkan mengatakan kebanyakan kasus ISPA karena virus jadi biasanya akan membaik dengan sendirinya.
"Tapi tetap perlu kita perhatikan pada bayi dan anak yaitu yang harus kita atasi adalah rewel dan tidak nyaman.
Bagaimana mencegahnya? Memberi anak makan dan minum, saat terkena ISPA anak tidak nafsu makan dan minum.
Keadaan ini dapat jatuh ke dehidrasi sehingga kita sebagai orangtua bisa memberikan air putih, selain mengurangi dehidrasi air itu dapat mengencerkan dahak, sehingga saluran pernapasannya jadi lebih lega," ucap dokter Pingkan.
"Atau kita bisa memberikan campuran air lemon, teh hangat yang dicampur dengan madu, tapi ingat madu itu sendiri tidak boleh diberikan pada anak yang berumur di bawah 1 tahun. Kenapa? karena berisiko menyebabkan keracunan botulisme," tutupnya.
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR