Nakita.id - Setiap pasangan suami istri tentu menginginkan memiliki keturunan namun kita tak tahu jika ada suatu kendala terjadi.
Salah satu kendala tersebut adalah gangguan kesuburan (infertilitas), hal ini didukung oleh data BKKBN pada 2015.
Dalam data tersebut menyebutkan bahwa sebesar 10-15% pasangan suami istri mengalami gangguan kesuburan (infertilitas).
Dalam Konferensi Pers RSPI Peluncuran RS Pondok Indah IVF Centre, Harapan Baru untuk Miliki Buah Hati pada Kamis (4/2/2021), dr. Aida Riyanti, Sp.OG-KFER, MRep.Sc, menjelaskan definisi gangguan kesuburan.
"Kegagalan satu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang benar dan rutin selama satu tahun tanpa memakai alat kontrasepsi," jelas dokter Aida.
"Infertilitas primer adalah dimana pasangan yang belum sama sekali belum memiliki anak. Sedangkan infertilitas sekunder adalah dimana pasangan sudah memiliki anak namun gagal dalam mencoba untuk hamil lagi," tambahnya.
Penyebab gangguan kesuburan
Kemudian dokter Aida menjelaskan penyebab gangguan kesuburan yaitu faktor istri, suami, maupun kombinasi keduanya.
"Penyebab gangguan kesuburan dari istri bisa karena gangguan pematangan sel telur, sumbatan saluran telur, atau gangguan pada rahim dan indung telur.
Sedangkan pada faktor pria disebabkan jumlah kecepatan, bentuk, gerakan sperma, dan materi DNA," jelasnya.
Selanjutnya, dokter Aida mengatakan ada 3 peristiwa penting yang harus terjadi dengan baik sehingga sebuah kehamilan dapat terjadi yaitu ovulasi, fertilisasi, dan implanmantasi.
"Harus terjadinya ovulasi yang baik untuk mendapatkan satu sel telur matang. Sehingga semua kejadian yang menyebabkan anovulasi akan menyebabkan gangguan kehamilan.
Dan itu bisa terjadi pada kasus Sindrom Ovarium Polikistik/SOPK, penurunan cadangan ovarium, gangguan fungsi di otak di hipotalamus sehingga mengganggu fungsi hormonal, dan juga gangguan hormon prolaktin," jelasnya.
Sementara kalau gangguan kesuburan terjadi karena sumbatan saluran sel telur akibat infeksi pelviks, chlamydia, endometriosis tuba, dan riwayat operasi tuba.
Tak hanya ovulasi, fertilisasi juga harus berjalan dengan baik namun bisa terhambat jika ada gangguan sperma dari jumlah, gerakan, bentuk, dan DNA, varikokel, trauma, infeksi, kanker, penyakit kronik yaitu diabetes melitus, kelainan genetik, dan gangguan hormon.
Sedangkan gangguan bentuk rahim dipengaruhi mioma/adenomiosis, polip, dan kelainan bawaan/sekat.
Pemeriksaan gangguan kesuburan
"Pada pria pemeriksaan yang akan dilakukan analisis sperma untuk melihat jumlah sperma, bentuk sperma, dan gerakan sperma," jelas dokter Aida.
"Kita akan menggunakan kriteria WHO. Kita lihat apakah konsentrasi dari sperma tersebut cukup untuk menghasilkan sebuah kehamilan yang diharapkan adalah di atas 15 juta/ml.
Kemudian bentuknya di atas 4% yang normal, dan juga kecepatannya untuk bergerak secara progresif diharapkan bergerak 32%," tambahnya.
Sementara pemeriksaan gangguan kesuburan untuk perempuan di antaranya personal history (riwayat hubungan seksual, riwayat pekerjaan - apakah terpapar dengan bahan kimia, siklus haid), pemeriksaan fisik, BMI, pemeriksaan panggul, USG transvaginal, dan pemeriksaan hormonal.
Di sisi lain dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.OG-KFER, M.Sc, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah - Pondok Indah mengungkapkan teknologi program bayi tabung.
Teknologi program bayi tabung tersebut adalah Time lapse incubator, Pre-implantation genetic testing for aneuploidy (PGT-A), Intra-cytoplasmic morphologically-selected sperm injection (IMSI), Laser assisted hatching, Oocyte imaging system, Intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI), In-vitro maturation, dan Fertility preservation.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR