Ini Cara Membentuk Mental Anak Lelaki
Bu Mayke, bagaimana ya caranya membentuk mental anak laki-laki supaya berani membela diri dan kalau perlu melawan bila ada teman yang menindasnya? Anak saya (5) diam saja bila mainannya direbut temannya dan sering jadi objek penderita saat bermain dengan teman-temannya. Sampai gemas saya melihatnya, anak laki-laki, kok “lembek” begitu. Mohon saran Ibu Mayke. Terima kasih.
Yohana Carline – Jakarta
Mental anak laki-laki maupun perempuan perlu dibentuk menjadi anak yang percaya diri dan tangguh. Mengapa anak laki-laki Anda mudah mengalah dan menjadi bulan-bulanan teman sebayanya? Bisa jadi ketika kecil dia dibiasakan untuk selalu mengalah tanpa mempertahankan dirinya dan sekarang ketika usianya 5 tahun barulah orangtua merasakan kerugiannya bila anak selalu mengalah. Kemungkinan lain, anak cenderung mempunyai kepribadian yang submisif, tidak mau berkonflik dengan orang lain dan dia mencari jalur yang aman.
Ini cara membentuk mental anak lelaki. Bagaimana menyiasati ketidakberdayaan anak menghadapi tekanan temannya? Ibu Yohana bisa membahas apa perasaan yang dialami anak ketika temannya menindas dia. Kemudian tanyakan, seharusnya bila teman mengancam atau merebut benda miliknya, apa yang akan dia lakukan. Pancing dulu dari diri anak, apa yang akan dia lakukan ketika menghadapi situasi yang mengancam dirinya. Jangan langsung memberikan solusi pada anak, biarkan dia yang memikirkannya terlebih dulu agar lama kelamaan idenya akan terasah tanpa perlu dibantu oleh ibunya. Melalui metode ini, sedikit demi sedikit anak diberdayakan dan dibangkitkan keberaniannya melawan sang penindas.
Sebaliknya, jangan mengajari anak untuk melawan dengan cara memukul teman sebab hal ini bukan penyelesaian yang baik. Sebaiknya anak dibiasakan menyatakan ketidaksukaannya secara verbal, pernyataan, seperti, “Mainanku gak boleh direbut”, atau “Kalau mau pinjam mainanku, tunggu sampai aku selesai. Nanti kamu akan dapat giliran, kita bergantian memainkannya”, “Aku gak mau dipukul”, dan lain-lain.
Akan tetapi perlu dicari apa sumber penindasan, misalnya di sekolah, karena alat permainan sangat terbatas sehingga anak cenderung saling rebut dan tidak sabar menunggu giliran. Berarti pihak sekolah pun perlu memerhatikan fasilitas permainan yang memadai. Di rumah/dengan tetangga, lumrah terjadi saling rebut antaranak sebab mereka masih mementingkan diri sendiri. Tentunya dengan arahan orang dewasa yang mengetahui keadaan ini, pertentangan bisa ditengahi.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
KOMENTAR