Nakita.id - Mungkin tak banyak orang yang tahu, bahwa Indonesia memiliki mimpi untuk menjadi negara maju pada perayaan 100 tahunnya di 2045.
Hal ini tentu bergantung pada kualitas anak-anak Indonesia yang saat ini masih balita.
Sayangnya, satu dari tiga anak Indonesia berusia di bawah lima tahun tercatat mengalami anemia (Riskesdas 2018), di mana 50-60% kejadian anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi (Grantham-McGregor S, 2010).
Isu kesehatan ini dapat berdampak jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak dan tentunya mempengaruhi kualitas Generasi Emas Indonesia.
Baca Juga: Kenapa Moms Perlu Konsumsi Obat Tambah Darah Ibu Hamil? Ternyata Ini Manfaatnya di Masa Kehamilan
Hal ini pun menjadi perhatian khusus President of Indonesian Nutrition Association (INA), Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK, yang juga seorang Dokter Spesialis Gizi Klinis.
Ia menjelaskan bahwa kekurangan zat besi dapat menyebabkan anak kurang konsentrasi dan fokus, serta sulit bersosialisasi.
“Kekurangan zat besi pada anak berpotensi menghambat pertumbuhan kognitif, motorik, sensorik, dan sosial anak. Jika tidak ditangani secara tepat, dampaknya bisa jadi permanen," ujar dr. Luciana dalam acara Konferensi Pers Peluncuran SGM EKSPLOR PRO-GRESS MAXX, Kamis (18/2/2021).
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR