Proses terjadinya jerawat
Kedua faktor tersebut dapat merangsang kelenjar minyak/kelenjar sebasea yang terdapat pada lapisan kulit jangat/dermis, dan kemudian menghasilkan minyak/sebum secara berlebihan.
Sebenarnya sebum dalam keadaan normal berfungsi sebagai pelembap kulit.
Jumlah dan kekentalan sebum yang berlebihan mengakibatkan sumbatan pada pori-pori kulit.
Sumbatan tersebut selanjutnya memunculkan benjolan berisi padatan yang disebut komedo.
Proses radang kemudian membuat komedo berkembang menjadi jerawat.
Jerawat sendiri dapat dibedakan menjadi:
* Papul, benjolan berwarna merah tanpa nanah.
* Pustul, benjolan merah berisi nanah.
* Nodus dan kista, benjolan yang lebih dikenal sebagai bisul jerawat.
Tindakan pencegahan
Secara medis dikenal adanya gradasi jerawat, yaitu tingkatan berat ringannya jerawat.
BACA JUGA: Demi Pendidikan, Anak Penderita Kanker Ini Rela Ujian di Rumah Sakit
Masing-masing ahli punya istilah tersendiri. Ada ahli yang membagi berat ringan jerawat dengan istilah komedonal, papulopustular, dan konglobata/nodus dan kista.
Pakar lain membedakannya menjadi jerawat ringan, sedang, berat.
Penanganan jerawat mencakup pencegahan (preventif) dan usaha menghilangkan jerawat yang sudah ada (kuratif).
Disarankan untuk menjalani keduanya sekaligus karena banyak faktor yang terlibat. Adapun tindakan pencegahan yang disarankan:
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR