Dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, dr. William mengatakan bahwa dampak dari tidak dijaganya kesehatan reproduksi pada setiap tahapan usia itu berbeda.
Ia pun membagi dalam tiga tahapan, yakni sebelum menikah atau remaja, sudah menikah, dan telah memiliki anak.
Sebelum menikah
- Terjadinya keputihan, infeksi alat kelamin, hingga rusaknya dinding rahim
Menurut dr. William, untuk para remaja, kesehatan reproduksi dapat dimulai dengan menjaga kebersihan organ terlebih dahulu.
Akan tetapi, jangan sembarangan memakai produk pembersih. Sebab, produk pembersih yang keliru bisa menyebabkan keputihan bahkan infeksi pada alat kelamin.
“Penting sekali untuk menjaga kebersihan organ reproduksi. Kalau mereka salah kaprah, misalnya selalu memakai produk-produk tertentu yang tidak sesuai anjuran atau keliru, bukannya bersih, justru bisa menimbulkan keputihan atau mempermudah terjadinya infeksi pada kelamin,” jelas dr. William.
Risiko lain yang dapat terjadi dari tidak dijaganya kesehatan organ reproduksi adalah tersumbatnya saluran rahim dan rusaknya dinding rahim
“Akibat dari hal tersebut adalah infeksi bisa naik sampai ke dinding bahkan ke saluran rahim. Kalau itu terjadi, saluran rahim bisa tersumbat atau dinding rahim bisa rusak,” sambungnya.
Kondisi kedua yang perlu mendapat perhatian lebih adalah nyeri haid.
Bukan tanpa alasan nyeri haid penting untuk diwaspadai, sebab jika terus berkepanjangan, hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan kesuburan.
“Contoh lain yang kerap terjadi pada remaja adalah nyeri haid tapi tidak diperhatikan. Padahal, nyeri haid itu erat sekali kaitannya dengan endometriosis. Sedangkan, kalau nyeri haid tidak ditangani, maka endometriosis itu akan semakin berat. Akibatnya pun, nyeri haid akan terus memburuk dan berujung pada gangguan kesuburan,” ungkap dr. William Wahono, Sp.OG, Dokter Kandungan dari Klinik Fertilitas Bocah Indonesia.
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR