“Kemudian, ada juga infeksi yang bisa mengakibatkan infertilitas atau gangguan kesuburan, seperti chlamydia trachomatis, itu juga ditularkan secara seksual dan tidak bergejala sama sekali,” sambungnya.
Dengan banyaknya risiko penyakit yang muncul, maka dr. Ivander pun mengingatkan para pasangan untuk selalu bertanggung jawab ketika berhubungan seksual.
“Oleh karena itu, tentunya hubungan seksual antara suami dan istri harus dilakukan secara bertanggung jawab dan memerhatikan prinsip-prinsip kebersihan serta keamanan,” ucap dokter yang berpraktik di RSIA Bunda Citra Ananda ini.
Selain hubungan seksual, faktor eksternal lain yang dapat memengaruhi kesehatan organ intim adalah hormon.
Dalam hal ini, hormon rupanya akan berpengaruh pada PH atau tingkat keasaman vagina.
“Pada kondisi hormonal tertentu, cairan vagina bisa bertambah, baik itu saat masa subur atau menjelang menstruasi,” jelas dr. Ivander saat dihubungi Nakita.id secara virtual, Kamis (4/3/2021).
“Dan, pada saat terjadi perubahan PH itulah, biasanya terjadi pula infeksi sekunder. Artinya, baru muncul pertumbuhan kolonisasi kuman,” tutupnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR