Nakita.id - Memperingati Hari Dongeng Sedunia, Productive Moms Bandung (PMB) mengadakan PMB Berbagi Ceri(t)a.
Salah satu rangkaian acara PMB Berbagi Ceri(t)a adalah "Mengisi Tangki Cinta dengan Bercerita" bersama Sarah Fauzia.
Setelah mendongeng gajah dan anak perempuan, Sarah Fauzia menjelaskan "Mengisi Tangki Cinta dengan Bercerita".
Baca Juga: Hari Dongeng Sedunia, Ternyata Ini Pilihan Cerita yang Cocok untuk Dibacakan Sesuai Waktu Mendongeng
Keterampilan Berbahasa
Sarah Fauzia mengatakan ternyata dengan mengajak anak untuk terus berbicara dapat mengisi tangki cinta mereka.
"Mendengarkan itu berbeda dengan mendengar. Contoh, kalau misalnya adik-adik sedang nonton TV habis itu ibunya datang.
'Adek ayo makan', tidak ada respon sama sekali, itu tandanya anak hanya mendengar, tidak mendengarkan karena tidak ada kata-kata yang diproses di otak.
Jadi gimana caranya supaya anak bisa mendengarkan dan ada kata-kata yang diproses. Supaya mereka bisa mendengar kata itu dan mengeluarkannya ke tahap berbicara.
Jadi ada tahap menerima dan mengeluarkan." kata Sarah.
Sarah melanjutkan, kalau anak sudah berbicara kita bisa melanjutkan untuk membaca, contoh Moms bisa membaca sambil menunjuk kata.
Menunjuk kata adalah tahap pembelajaran supaya anak bisa mengenal huruf-hurufnya sehingga tidak dieja satu-satu.
Kemudian, ketika Si Kecil sudah bisa membaca, Moms ajarkan juga menulis.
Apa yang harus dilakukan orangtua?
- Memberi contoh
"Misalnya Moms ingin anak lancar bercerita, maka kita sering-sering bercerita," kata Sarah.
- Memperkaya exposure
"Moms tidak hanya cerita soal dongeng tetapi dengan baca buku, diajak mendongeng ke perpustakaan," ucap Sarah.
- Stimulasi maksimal
- Sabar & Syukur
- Usaha ekstrim
- Doa ekstrim
Benarkah bahwa ayah perlu berkontribusi dalam bercerita untuk mengisi tangki cinta anak?
"Benar. Seorang peneliti bernama Elisabeth Duursma mengatakan, bila ayah membacakan cerita pada Si Kecil di bawah usia dua tahun dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak, karena lebih menantang secara kognitif dan membuat anak berpikir jauh lebih keras," ucap Sarah.
Cara bercerita sesuai tahapan usia
- Bayi
Cerita diceritakan dengan ritme dan rima yang baik, pengulangan berkali-kali, bunyi yang terdengar aneh, dan dramatis atau mengasyikan.
- 2 Tahun
Pada saat Si Kecil 2 tahun, ia sudah mulai bernarasi maka berikan ide jalan cerita, demonstrasi, dan menggunakan bahasa mengasyikan dan berulang.
- 3 Tahun
Cerita diceritakan dengan plot memainkan peran, narasi lebih banyak, alat peraga yang nyata, dan biarkan anak meneruskan cerita.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR