Tak hanya bagi ibu hamil, Jamieson juga mengungkapkan bahwa risikonya juga akan dialami oleh sang bayi.
"Ini juga menunjukkan bahwa bayi mereka berisiko, bahkan jika bayi mereka tidak terinfeksi, mereka juga berpengaruh," kata Jamieson.
Pada periode antara 22 Januari hingga 3 Oktober, para peneliti menemukan data dari 461.825 perempuan yang berusia 15 hingga 4 tahun, ibu hamil-lah yang memiliki risiko paling tinggi.
Tak heran bila ibu hamil memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar untuk diberi bantuan alat pernapasan dengan ventilasi invasif dibandingkan pasien positif Covid-19 yang tidak hamil.
Selanjutnya, peneliti juga menjelaskan kemungkinan adanya penyakit parah pada ibu hamil yang positif Covid-19 di antaranya perubahan fisiologi dalam kehamilan.
Terjadi pula kemungkinan adanya peningkatan detak jantung dan penurunan kapastitas paru-paru.
"Untuk mengurangi risiko penyakit parah dan kematian akibat Covid-19, ibu hamil harus diberi penyuluhan tentang pentingnya mencari perawatan medis segera jika mereka memiliki gejala dan tindakan untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2," tulis tim tersebut.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Instagram,CNN,kompas |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR