Nakita.id - Pelaku pengeboman bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) diduga dilakukan oleh sepasang suami istri.
Diduga pelaku berinisial L(26) dan YSR yang tinggal di Kecamatan Bontoala, Makassar.
Dikutip dari Tribun Timur, L merupakan seseorang yang memiliki riwayat perjalanan berliku dalam hidupnya.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua RW 1 Jl Tinumbu I, Kelurahan Bungaejayya, Kecamatan Bontoala yang bernama Hamka.
Sejak usia 5 tahun, L sudah menjadi yatim karena sang ayah meninggal dunia.
Sebelumnya, L merupakan warga yang biasa bersosialisasi dengan masyarakat.
Namun, perangainya berubah sejak L memutuskan mandek kuliah.
L menjadi pendiam dan jarang bersosialisasi dengan tetangga.
Selain itu, L juga kerap pulang malam.
"Dia kuliah dekat sini, saya lupa kampus apa. Tapi tiba-tiba dia mau berhenti, bahkan saya kasihan sama ibunya, karena tidak mau dilarang," jelasnya.
"Berubah, dia sering pulang malam, terus sudah tidak mau bergaul sama warga di sini. Dulu memang pendiam, tapi masih mau kumpul," lanjutnya.
L menjadi tak suka apabila ibunya melakukan ritual adat, misalnya barzanji.
"Dia selalu tehur orangtuanya kalau barzanji katanya bid'ah. Tidak boleh. Bahkan L ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong," tuturnya.
Keganjilan pada diri L ada pada kabar bahwa dirinya tiba-tiba menikah.
L dikabarkan menikah siri dengan YSR.
Belakangan diketahui bahwa L dan YSR dinikahkan oleh Risaldi enam bulan lalu.
Risaldi merupakan salah satu tersangka teroris yang tewas saat akan di tangkap Januari lalu.
Hal ini dipaparkan oleh Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo selaku Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
"Keduanya beberapa bulan lalu, enam bulan lalu dinikahkan oleh Risaldi yang sudah ditangkap pada Januari yang juga kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan pernah terlibat operasi di Jolo Filipina Tahun 2012," papar Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Sebeumnya diberitakan bahwa pelaku mencoba menerobos pagar gereja dan berupaya masuk lebih jauh ke dalam aula Gereja Katerdal Makassar.
Namun, aksinya digagalkan oleh Kosmas yang merupakan Satpam Gereja.
Kosmas sigap memasang badan untuk menghentikan laju sepeda motor pelaku.
Aksi heroik Kosmas mampu meminimalisir jumlah korban.
Dikabarkan korban luka sebanyak 20 orang sedangkan korban tewas berjumlah dua orang.
Source | : | Kompas.com,Tribun Timur |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR