Nakita.id - Berinteraksi dengan wali kelas anak di sekolah memanglah penting untuk memantau perkembangan Si Kecil selama bersekolah.
Melalui wali kelas, Moms bisa tahu bagaimana aktivitas anak selama di sekolah.
Bahkan mungkin kenakalan Si Kecil pun jadi bisa Moms ketahui dari laporan wali kelas anak di sekolah.
Baca Juga: Bukan Dari Usia, Inilah 7 Tanda Anak Siap Sekolah yang Harus Orangtua Pahami
Pasalnya aktivitas Si Kecil tidak terpantau selama berjam-jam oleh orangtua.
Tetapi pemantauan orangtua tentang anak melalui wali kelas juga ada batasannya.
Seorang psikolog Gisella Tani Pratiwi, M. Psi., Psikolog dalam wawancaranya bersama Nakita.id menyebutkan bahwa ada batasan untuk Moms memantau anak dari wali kelas.
Kenapa dan apa saja batasannya?
Gisella Tani Pratiwi atau yang akrab dipanggil Ela membenarkan bahwa komunikasi antara orangtua dan wali kelas memanglah sangat penting.
Tetapi Ela memberikan rambu-rambu untuk orangtua yang ingin mengetahui perkembangan anak di sekolah.
Ela mewanti-wanti agar Moms tidak melewati kewenangan guru yang ada di sekolah Si Kecil.
"Artinya kita perlu ada rasa percaya juga dengan guru atau wali kelas yang mengajar anak kita, yang mendidik anak kita," jelas Ela saat diwawancarai pada Jumat (2/4/2021).
Ela menyebutkan bahwa Moms perlu memposisikan diri sebagai support sistem Si kecil.
"Bukan sebagai yang mengatur karena tentu ketika kita memilih suatu sekolah kita punya kepercayaan," jelas Ela.
Tahu tidak Moms kalau keterlaluan dalam mencampuri urusan sekolah anak, justru bisa berdampak balik kepada Si Kecil di sekolah.
Pasalnya terlalu ikut campur dalam urusan sekolah bisa berakibat dari menyalahi wewenang dari guru yang mengajar Si Kecil.
"Berbeda kasusnya jika kita melihat ada ketidakmampuan dari sekolah atau dari guru dalam melakukan proses pembelajaran," jelas Ela.
Kalau memang terjadi adanya ketidakmampuan dari sekolah dalam proses pembelajaran, maka Moms berhak memberikan masukan.
"Supaya proses belajarnya optimal di sekolah tapi tentu kita harus bijak," jelas Ela.
Lagi-lagi penyampaiannya pun harus dengan bijak agar tidak menjadi boomerang untuk anak-anak di sekolah.
"Terutama kalau anak kita mulai usianya bertambah kita ingin mereka merasa dipercaya, kita pingin mereka juga bisa berinteraksi dengan cukup sehat dengan gurunya," jelas Ela.
Dengan begitu, Ela mewanti-wanti untuk orangtua mengetahui apa yang bisa diikut campuri dan mana yang tidak bisa.
"Bijaklah dalam memilih mana yang bisa kita campuri sampai dimana, mana yang bisa kita kritisi dan beri masukkan sampai sejauh mana," jelas Ela.
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR