Nakita.id - Pemerintah akhirnya memutuskan untuk memulai uji coba sekolah tatap muka di beberapa daerah di Indonesia.
Hal ini dilakukan atas pertimbangan kurva penyebaran Covid-19 di Indonesia yang mulai melandai.
Sebelum mempersiapkan untuk sekolah tatap muka, terlebih dahulu dilakukan penyuntikkan vaksin pada tenaga pendidik secara merata.
Baca Juga: Hadapi Sekolah Tatap Muka Juli 2021, Begini Persiapan SMP Negeri 1 Simo Boyolali
Di Jakarta sendiri ada 85 sekolah yang terpilih untuk melakukan uji coba sekolah tatap muka.
Sebanyak 85 sekolah tersebut telah memenuhi kriteria untuk melakukan uji coba mulai hari Rabu (7/4/2021) kemarin.
Salah satu sekolah yang memenuhi kriteria dan telah memulai uji coba sekolah tatap muka adalah Jakarta Intercultural School (JIS).
JIS diketahui terpilih menjadi salah satu sekolah percontohan untuk uji coba pembukaan sekolah secara terbatas dengan sistem pembelajaran campuran (blended learning) di DKI Jakarta.
Sebagai salah satu sekolah percontohan dari Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), JIS menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemerintah DKI Jakarta.
Selain itu, JIS juga bekerja sama dengan para ahli dari organisasi kesehatan internasional, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk membuat rencana komprehensif yang memungkinkan siswa, guru, dan anggota staf tetap aman di sekolah.
Baca Juga: 7 Hal Penting yang Orangtua Harus Tahu Sebelum Masukkan Anak ke Sekolah Pertamanya
Dr. Tarek Razik, Kepala Sekolah JIS menuturkan, faktor terpenting dalam persiapan kembali melaksanakan sekolah tatap muka adalah kemampuan untuk menyediakan lingkungan belajar yang aman dan sehat bagi siswa.
Dengan adanya protokol serta pedoman social distancing yang ketat selama berada di kampus, para siswa dapat kembali ke kelas.
Untuk memastikan sekolah yang bersih dan aman JIS memiliki protokol yang lengkap sejak para murid tiba, masuk kelas, saat proses belajar hingga pulang, yang disebut dengan JIS Health and Safety Protocol.
"Ini adalah komitmen kami untuk tetap menjaga kesehatan seluruh murid, guru dan karyawan dengan tetap memberikan kualitas pendidikan terbaik dalam situasi new normal,” ujar Dr. Tarek Razik.
Dalam penerapan protokol new normal, JIS berpegang pada empat pilar utama, yaitu kebersihan, kesehatan dan keamanan (khususnya waktu istirahat), serta dukungan sosial dan emosional.
Pada aspek kebersihan, JIS memastikan bahwa setiap ruang kelas selalu dibersihkan dengan desinfektan berstandar tinggi yang dapat membunuh bakteri dan virus namun tak beracun.
Setiap pegangan pintu, keran hingga kamar mandi juga terjaga bersih setiap hari. Area-area dengan trafik tinggi akan menjadi prioritas utama.
Selain mewajibkan penggunaan masker, JIS juga menyediakan tenaga kesehatan di kampus untuk mendukung seluruh kebutuhan kesehatan, termasuk pencegahan transmisi COVID-19.
Mereka sudah menjalani pelatihan khusus untuk menangani COVID-19 dan dilengkapi pakaian pelindung saat memeriksa siswa, dan setiap hari selalu diganti pakaian baru.
JIS juga mendorong seluruh anggota komunitas untuk selalu mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan serta menyediakan hand sanitizer di setiap kelas dan pintu masuk.
Tak hanya itu, para konselor dan psikolog sekolah juga dapat dijumpai oleh siswa JIS yang merasa cemas untuk kembali ke sekolah setelah satu tahun menjalani online learning.
Menandai kesiapan JIS, Hj. Uripasih, S.Pd., M.Pd., Kepala Suku Dinas Pendidikan II Jakarta Pusat dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta beserta tim mengunjungi kampus JIS Cilandak pada Rabu (7/4/2021).
Baca Juga: Pro dan Kontra Orangtua yang Anaknya Jalani Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi, Moms Bagaimana?
“Program percontohan ini bertujuan untuk mengamati dan menentukan kesiapan sekolah dalam melanjutkan pembelajaran tatap muka.
Sekolah yang terpilih kemudian diseleksi setelah melalui proses asesmen yang ketat dengan mempertimbangkan kesiapan mereka dari segi fasilitas kesehatan dan metodologi blended learning.
JIS merupakan salah satu dari 85 sekolah yang memenuhi kriteria asesmen dan pelatihan. Kami berharap JIS bisa menjadi contoh bagi sekolah lain di Jakarta dan Indonesia,” ujar Drs. Momon Sulaeman, M.M., M.Si, Kepala Bidang Sekolah Dasar dan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR