Nakita.id - Ibu rumah tangga berperan sebagai manager keuangan bagi keluarga.
Maka banyak Moms yang kemudian bertugas mengatur lalu lintas keuangan dari penghasilan yang dipercayakan suami kepada Moms.
Mulai untuk memenuhi kebutuhan belanja bulanan, biaya anak sekolah, membayar tagihan listrik, dan sederet kebutuhan lainnya.
Meskipun demikian, nyatanya mengatur keuangan bulanan memang menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi para milenialls Moms.
BACA JUGA: Moms Zaman Now, Intip Tips Menyusui Pakai Baju Tanpa Kancing ala Titi Kamal
Pasalnya, ada saja godaan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup yang sangat memakan biaya.
Alhasil niat untuk menabung pun terasa sulit, padahal menabung sangat bermanfaat di kemudian hari.
Apalagi sekarang ini kebanyakan para milenialls Moms lebih menyukai transaksi cashless atau nontunai, baik melalui kartu debit maupun kartu kredit.
Siapa yang tidak menyukai kemudahan dari kartu kredit?
Berbelanja menggunakan kartu kredit tentu akan sangat menyenangkan, karena dengan hanya menggesek kartu, maka pembayaran langsung selesai.
Belum lagi jika kartu yang Moms gunakan menawarkan berbagai bonus dan harga promosi.
Moms bisa saja berusaha untuk mendapatkan bonus tersebut.
Namun, tanpa disadari meskipun praktis nyatanya penggunaan kartu kredit perlu diwaspadai pemakaiannya.
Bisa jadi, pemakaian kartu kredit salah satu penyebab kuat dimana Moms tidak bisa mengelola keuangan bulanan dengan tepat dan hemat.
BACA JUGA: Netizen Penasaran, Ini Dia Nama Bayi Perempuan Nabila Syakieb!
Untuk meminimalisasi pemborosan, ada baiknya Moms berhenti menggunakan kartu kredit belanja ketika Moms mengalami hal berikut:
1. Membayar lebih banyak hanya untuk mendapatkan hadiah
Pengusaha retail sangat meyukai kartu kredit karena kartu tersebut dapat menjadi iklan bagi pelangganya.
Ini jelas karena setiap orang akan menyimpan kartu kredit di dalam dompetnya.
Yang perlu Moms pahami adalah jangan sampai Moms melewatkan banyak penawaran yang baik hanya untuk mengejar sejumlah bonus yang jumlah terbilang kecil.
Jika ini dilakukan, maka kartu lredit tersebut telah membuat Moms mengeluarkan biaya lebih dibandingkan dana yang ditabung.
2. Bonus tidak kompetitif
Sebuah kartu kredit akan memiliki nilai bonus yang ditawarkan masing-masing.
Ada yang menawarkan bonus yang luar biasa senilai 5 persen dari pengeluaran ataupun lebih.
Sementara yang lain mungkin hanya berkisar 2 persen.
Bahkan, sekarang ada kartu cash-back yang ditawarkan tanpa biaya yang akan menyaingi tingkat pengembalian untuk beberapa kartu kredit.
Moms dapat menghabiskan bonus cash-back tersebut dimanapun yang diinginkan, bukan hanya di toko tertentu.
Tapi jebakan cash-back ini bisa membuat Moms belanja tanpa pikir panjang sehingga lama kelamaan membebani keuangan keluarga karena Moms harus membayar tagihannya.
BACA JUGA: Tanggapi Gosip Miring, Juwita Bahar Unggah Ucapan Sayang Mengharukan Untuk Annisa Bahar
3. Memiliki pengeluaran yang stabil
Kartu belanja memang dapat memberikan bonus yang besar bahkan Moms dapat menerima imbalan yang luar biasa.
Namun mohon diingat, kartu kredit adalah cara yang paling mahal untuk meminjam uang.
Kartu kredit belanja biasanya memiliki 20%-30% APR (Annual Percentage Rate). Angka tersebut tentu terbilang sangat tinggi.
Maka kalau Moms punya pos-pos pengeluaran yang rutin dan stabil seperti tagihan listrik, uang sekolah, tagihan air, cicilan mobil/rumah, lebih baik bayar dengan cash/tunai. Jangan menggunakan kartu kredit. (*)
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Radita Milati |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR