Nakita.id - Satu lagi, Indonesia berduka. Kapal selam KRI Nanggala-402 tiba-tiba hilang kontak pada Rabu (21/04).
Saat itu kapal selam KRI Nanggala-402 sedang latihan dengan 53 awak kapal.
Tapi ketik latihan di perairan Bali, KRI Nanggala-402 hilang kontak.
TNI AL akhirnya mencari kapal selam yang diisi oleh 53 awak kapal ini.
Namun sayang, saat terakhir ditemukan kapal selam KRI Nanggala-402 sudah berada di kedalaman 850 meter.
Dikedalaman 850 meter ini, kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami subsunk atau tenggelam.
Melansir dari berbagai sumber, terlihat jelas bahwa ada kapal selam mirip KRI Nanggala-402 di kedalaman 850an meter itu.
Lalu, apa yang harusnya terjadi di kedalaman 850 meter?
Pada kedalaman tersebut cahaya matahari hanya 1 persen yang tembus ke bawah, selebihnya diserap oleh air laut.
Sebenarnya, cahaya mulai memudar ini berada di dikedalaman 200 meter.
Pada 200 meter, semua cahaya mulai hilang dan suhu turun drastis.
Di kedalaman ini laut benar-benar berwarna hitam di mata kita.
Lalu di kedalaman 700 meter ada hewan hidup bernama Coelacanth atau yang dijuluki fosil hidup.
Lalu di kedalaman 750 meter, hidup kepiting raja (Lithodidae) yang merupakan takson dari krustasea dekapoda mirip kepiting yang terutama ditemukan di laut dingin.
Lalu di kedalaman 800 meter, diperkirakan ada gurita raksasa, oarfish raksasa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedalaman 850 meter termpat kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam adalah tempat yang amat gelap dengan tekanan luar biasa besar.
Selain gelap di sana ada hewan-hewan laut yang aneh yang tak bisa kita jumpai di kedalaman 100 meter.
Tak hanya itu saja, tekanan di laut kedalaman 850 meter juga berbeda.
Tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter.
Jika tekanan di udara adalah 1 atm, maka tekanan di kedalaman 850 meter adalah 85 atm.
Sementara manusia hanya bisa bertahan pada tekanan sekitar 3 hingga 4 atm.
Jadi mustahil ada orang yang bertahan dengan tekanan air sebesar 85 atm.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR