Nakita.id - Setelah selesai menjalankan ibadah puasa Ramadan, para perempuan pasti akan segera berniat membayar utang puasanya.
Bukan tanpa alasan, sebagai perempuan yang mengalami menstruasi setiap bulan, pasti akan sulit memenuhi puasa penuh selama satu bulan lamanya.
Oleh sebab itu, mereka wajib membayar utang puasa di kemudian hari.
Akan tetapi setelah Hari Raya Idulfitri, banyak pula yang ingin menjalankan puasa Syawal.
Puasa Syawal biasanya dilakukan selama enam hari pada bulan Syawal.
Tapi masih banyak yang bingung, manakah yang harus didahulukan antara membayar utang atau melakukan puasa Syawal, terlebih bagi seorang perempuan.
Oleh sebab itu, simak aturan dan penjelasannya berikut ini.
Saat bulan Syawal, terdapat puasa sunah yang dianjurkan untuk dilakukan.
Puasa Syawal ini hukumnya sunah muakkadah yang amalannya sangat dianjurkan.
Biasanya dimulai setelah Hari Raya Idulfitri, selama 6 hari di bulan Syawal.
Puasa Syawal bisa mulai dilakukan pada tanggal 2 Syawal dan lebih utama apabila dilaksanakan secara berurutan selama 6 hari.
Mengutip dari Serambi Indonesia, puasa Syawal baiknya dilakukan setelah seseorang selesai membayar utang puasa Ramadannya.
Baca Juga: Niat Puasa Syawal 2020 Boleh Digabung dengan Puasa Senin Kamis? Begini Tata Caranya yang Benar
Artinya, bagi yang memiliki utang puasa, diwajibkan untuk meng-qadha puasa Ramadan lebih dahulu, baru kemudian melaksanakan puasa Syawal.
Hal ini tertuang dalam Fatwa Imam Ibnu Utsaimin.
إذا كان على المرأة قضاء من رمضان فإنها لا تصوم الستة أيام من شوال إلا بعد القضاء ، ذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ( من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال ) ومن عليها قضاء من رمضان لم تكن صامت رمضان فلا يحصل لها ثواب الأيام الست إلا بعد أن تنتهي من القضاء
Dalam fatwa tersebut, jika seorang perempuan memiliki utang puasa Ramadan, maka ia tidak boleh melakukan puasa Syawal, kecuali sudah selesai qadha.
Menurut sabda Nabi Sallallahu 'alaihi wa sallam:
"Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawa....'
Sementara orang yang masih memiliki utang puasa Ramadhan belum disebut telah berpuasa Ramadhan. Sehingga dia tidak mendapatkan pahala puasa 6 hari di bulan syawal, kecuali setelah selesai qadha. (Majmu’ Fatawa, 19/20).
Ketiga, untuk puasa sunah yang tidak terkait dengan puasa Ramadan, boleh dikerjakan, selama waktu pelaksanaan qadha puasa Ramadan masih panjang.
Akan tetapi, jika masa pelaksanaan qadha hanya cukup untuk melaksanakan qadha puasanya dan tidak memungkinkan lagi untuk melaksanakan puasa sunah lainnya maka pada kesempatan itu dia tidak boleh melaksanakan puasa sunah.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Serambi Indonesia |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR