Seperti dikutip dari Kompas.com, kedua pria itu terinfeksi Covid-19 sekitar 8 bulan sebelumnya.
Sementara penelitian lainnya mengatakan, bukti kerusakan pembuluh darah di penis pada pasien Covid-19 dibandingkan dengan pria yang juga menderita disfungsi ereksi tetapi tidak pernah terinfeksi virus corona.
"Kami menemukan bahwa virus memengaruhi pembuluh darah yang menyuplai bagian penis, menyebabkan disfungsi ereksi," kata peneliti senior Dr.Ranjith Ramasamy, direktur program kesehatan urologi.
Ramasamy meneruskan, pembuluh darah itu menjadi malfungsi dan tidak mampu menyediakan darah yang cukup ke bagian penis untuk ereksi.
Ia lalu membandingkan kerusakan organ itu dengan yang terjadi di paru, ginjal, dan otak, pada pasien Covid-19.
"Penis juga terpengaruh sama seperti organ-organ dalam lainnya. Sepertinya efek ini bisa permanen," ujarnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR