Dan di abad ke 19-20, Fadly menyebutkan bahwa banyak hal yang diserap oleh masyarakat Indonesia dari kebudayaan Eropa yang salah satunya kue kering lebaran.
"Diantaranya aneka ue yang secara nama saja itu bukan nama Indonesia begitu," ucapnya.
Fadly menceritakan bagaimana penyajian kue kering lebaran di zaman kolonial.
Rupanya kue kering lebaran dulunya bisa menjadi penanda derajat sosial seseorang.
Hanya orang menengah ke atas yang menyajikan kue kering lebaran karena sudah enggan menyajikan makanan Indonesia seperti tepung beras, tepung ketan, dan lainnya.
"Masyarakat Indonesia mulai merasa kue tradisional itu teksturnya lengket, kemudian tidak awet. Tapi kalau kue-kue kering disajikan berhari-hari berminggu-minggu pun akan tetap awet untuk disajikan termasuk dalam momen lebaran," ujar fadly.
Seiring berubahnya zaman, kini orang dari kalangan mana pun tanpa pandang status sosial sudah bisa merasakan kue kering lebaran seperti nastar, kastengels, dan lain sebagainya.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Rachel Anastasia Agustina |
KOMENTAR