Melansir dari Kompas.com, sebuah studi mengungkap bahwa bayi dengan kepala peyang memiliki risiko keterlambatan perkembangan lebih tinggi.
Penelitian ini dilakukan oleh Asisten Profesor Alexandra Martiniuk dari The George Institute of Global Health dari Universitas Sydney.
Ia menganalisa 19 studi mengenai hubungan antara keterlambatan perkembangan dengan sindrom kepala bayi peyang.
Baca Juga: Benarkah Lingkar Kepala Bayi yang Besar Jadi Tanda Bayi Pintar? Begini Penjelasannya
Hasilnya, Martiniuk menemukan bahwa ada beberapa keterlambatan perkembangan pada bayi yang memiliki kepala peyang.
Termasuk keterlambatan motorik, bahasa, kognitif yang biasanya dapat dideteksi pada bayi usia enam bulan sampai tiga tahun.
Dari penelitian tersebut, Martiniuk menemukan kalau keterlambatan perkembangan motoriklah yang paling kentara.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR