Nakita.id - Moms, perkembangan Si Kecil perlu kita pantau setiap bulannya.
Apakah ia sudah cukup pesat perkembangannya ataukah terhambat.
Ya Moms, biasanya saat Si Kecil kontrol ke posyandu, petugas mencatatan grafik perkembangan Si Kecil yang diukur berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin.
Nah dari situlah bisa diketahui status gizi bayi dan balita Moms. KMS juga menyuguhkan informasi kelengkapan imunisasi anak dan memantau pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 sampai 6 bulan.
Namun, sebagian orangtua, petugas posyandu atau bahkan dokter tidak benar-benar mencatat pertumbuhannya dalam buku KMS.
Itulah mengapa banyak orangtua yang kurang aware terhadap perkembangan Si Kecil.
Maka, penting sekali Moms mengingatkan petugas agar tidak lupa mengisi KMS, begitupun Moms harus mengerti cara mencatat perkembangan bayi dalam buku tersebut.
Perlu diketahui, KMS terbaru yang telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan (DEPKES) menggunakan standar WHO 2005 yang dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan.
Dikutip dari Pedoman Penggunaan KMS SK Menkes, Departemen Kesehatan RI, KMS anak laki-laki berwarna biru dan perempuan berwarna merah muda.
BACA JUGA: Dian Sastro, Kenakan Kain Sumba Saat ke Mal, Tampilannya Memesona!
Perbedaan KMS perempuan dan laki-laki adalah hanya berbeda pada kurvanya saja Moms.
Kurva perempuan dan laki-laki dibedakan berdasarkan batas normal menurut usianya.
KMS terdiri dari 1 lembar (2 halaman bolak-balik).
Pada halaman 1 terdiri dari 2 bagian sebagai berikut:
BACA JUGA: Jangan Makan Bawang Merah Kebanyakan, ini Bahayanya yang Moms Tak Tahu
Pada halaman 2 terdiri dari 3 bagian, yaitu:
Langkah pengisian sebagai berikut:
1. Pilih KMS sesuai jenis kelamin
2. Mengisi identitas anak dan orangtua pada halaman muka KMS
3. Mengisi bulan lahir Si Kecil pada bagian bawah grafik di halaman pertama
BACA JUGA: Cara Atasi Milia, Sebuah Kista Kecil di Wajah Yang Jarang Diketahui
Pengisian ini dimulai berdasarkan bulan kelahiran Si Kecil, tulis pada kolom 0 bulan. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.
4. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan Si Kecil
Letakkan (ploting) titik berat badan hasil penimbangan. Tulis berat badan di baweah kolom bulan saat penimbangan.
Lalu letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak (umur) dan garis datar (berat badan).
Hubungkan (plot) titik berat badan hasil penimbangan. Jika bulan sebelumnya Si Kecil ditimbang, hubungkan titik berat badan lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus.
5. Mencatat setiap kejadian yang dialami Si Kecil
Catat setiap kejadian sakit yang dialami Si Kecil.
Contoh pada penimbangan di Maret Si Kecil tidak mau makan, saat ke posyandu di Agustus anak Si Kecil mengalami diare.
Atau penimbangan selanjutnya pada September anak sedang demam.
BACA JUGA: Usai Otak-atik Ponsel Ayahnya, Anak Berusia 14 Bulan ini Berhasil Membeli Mobil di Toko Online
6. Menentukan status pertumbuhan anak
Dapat ditentukan melalui 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan Si Kecil dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimun (KBM).
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan seperti tertera sebagai berikut:
Jika grafik perkembangan Si Kecil berada dibawah garis merah menunjukkan ia mengalami kurang gizi sedang hingga berat.
Jika Si Kecil berada di zona ini, maka segera bawa ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
Lain hal jika terletak di daerah dua pita warna kuning (di atas garis merah),
Ini menunjukkan Si Kecil mengalami kurang gizi ringan.
Tak perlu panik.
Moms hanya perlu melakukan evaluasi pemberian makanan padanya.
Bila berada di dua pita warna hijau muda dan dua warna hijau tua di atas pita kuning, menunjukkan Si Kecil memiliki berat badan cukup atau status gizi baik atau normal.
Meski begitu, berat badan anak tetap perlu ditimbang dan diawasi agar sesuai dengan umurnya.
Jika empat pita di atas pita warna hijau tua (2 pita warna hijau muda ditambah 2 kuning), menunjukkan Si Kecil memiliki berat badan yang lebih di atas normal.
Jika begitu, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat.
BACA JUGA :Kehilangan Smartphone? Jangan Panik karena Mudah Dilacak Lewat GmailKehilangan Smartphone? Jangan Panik karena Mudah Dilacak Lewat Gmail
Perlu diingat Moms, bahwa anak yang kelebihan berat badan mudah terkena berbagai penyakit, seperti obesitas atau serangan jantung.
Pada intinya, Moms harus cermat saat Si Kecil melakukan pemeriksaan rutin ke posyandu atau rumah sakit.
Pastikan petugas atau dokter mengisi buku perkembangannya, dan menjelaskan bagaimana perkembangan yang dialaminya.
Agar Moms mengetahui apakah Si Kecil sudah cukup sehat atau memerlukan penambahan berat badan dan tinggi badan.
BACA JUGA :Cukup Setengah Jam Bayi Tidur Siang, Bikin Ingatannya Lebih Bagus Moms
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR