Sebagian besar orang pula masih memanfaatkan gendongan tradisional seperti kain jarik. Kain jarik dianggap aman untuk menggendong bayi karena sudah turun temurun.
Hal tersebut lah yang membuat banyak orang bingung, sebenarnya lebih aman mana menggunakan gendongan tradisional atau modern?
Nah maka dari itu pada peliputan khusus yang dilakukan Nakita.id kali ini akan membahas tuntas mengenai hal tersebut.
Menurut Konsultan Menggendong bernama Indah Siauw, Certified Babywearing Consultant dari School of Babywearing UK mengungkapkan sebenarnya beberapa daerah di Indonesia memiliki gendongan tradisonal khas masing-masing.
"Gendongan tradisional berarti gendongan tersebut berasal dan sudah dipakai secara turun temurun di suatu negara atau daerah tertentu sejak berpuluh, beratus atau beribu tahun yang lalu. Umumnya gendongannya sangat sederhana. Misalnya kain jarik, bentuknya sangat sederhana yaitu berupa kain panjang dengan lebar kurang dari 1 meter dan panjang lebih dari 2 meter. Selain jarik, ada noken dari Papua yang bentuknya seperti tas dan di beberapa daerah lain juga memiliki gendongan tradisional khasnya masing-masing," ungkap Indah dalam wawancara mendalam bersama Nakita.id, Senin (31/05/2021).
Namun yang menjadi masalah penggunaan gendongan tradisional sering kali salah Moms.
Kebanyakan orang yang menggunakan kain jarik akan menggendong anaknya dengan posisi kaki yang lurus.
"Hanya saja untuk penggunaan jarik ini banyak dipengaruhi oleh mitos yang mengatakan bahwa bayi di bawah 6 bulan tidak boleh dipekeh (dibuka kakinya) nanti jalannya ngangkang. Sehingga tradisi menggendong dengan jarik biasanya kaki anak dipaksa lurus yang mana sebenarnya tidak bagus untuk kesehatan dan tumbuh kembang tulang pinggulnya," ungkap Indah.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR