Ketika peristiwa seperti ini sudah terlanjur terjadi, Ella menyebutkan bahwa orangtua dan pihak terkait perlu melakukan refleksi kembali mengenai visi pembuatan film dan memperkaya diri mengenai terkait informasi mengenai hak anak serta perkembangannya.
Dalam hal ini sang artis yang sudah terlanjur terpapar kondisi dewasa sebelum usianya, Ella meminta adanya refleksi kebijakan.
"Terkait kebijakan-kebijakan dalam perfilman apa yang ramah buat anak apa yang tidak itu harus dimatangkan," katanya.
"Agar tidak terulang perlu ada pembelajaran dan kebijakan perlindungan anak serta perspektif kesetaraan gender yang gak cuman berhenti dalam satu film atau satu adegan saja," ungkap Ella.
Sejalan dengan itikad KPI yang meminta pemeran Zahra dihentikan, Ella juga meminta bahwa proses tersebut dihentikan terlebih dahulu.
"Orangtua serta agensi terkait perlu menyiapkan langkah lanjutan yang ramah anak. Bagi si artis perlu diajak diskusi dan sharing mengenai paparan isu yang ia tangkap untuk membantunya memiliki pemahaman tepat dan menimalisir dampak destruktif," ungkap Ella.
Tetapi langkahnya tidak berhenti di situ.
"Sebenarnya masih banyak hal-hal yang perlu dikoreksi perlu dibuat solusi yang lebih komprehensif untuk lebih memberikan edukasi kepada masyarakat dan perfilman atau pesinetronan Indonesia mengenai kesetaraan gender dan film-film atau tontonan yang berpihak pada perspektif perempuan dan anak," ungkap Ella.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR