Nakita.id - Moms pasti sering mendengar tentang mitos vs fakta kehamilan yang sering didengar sehari-hari.
Kehamilan memang menjadi momen menyenangkan, terutama bagi pasangan yang sudah lama menantikan momongan.
Karena euforia kehamilan, tidak sedikit perempuan yang menelan mentah-mentah ketika mendapatkan informasi tentang kehamilan.
Padahal mitos kehamilan yang beredar luas tidak selalu benar ketika dikroscek dengan dokter kandungan.
Itu sebabnya, Moms harus memilah dengan baik tentang informasi kehamilan yang didapatkan.
Salah satu mitos kehamilan yang paling sering kita dengar adalah perempuan dengan pinggul besar lebih mudah melahirkan.
Melansir dari Reader's Digest, ternyata informasi tersebut tidak benar adanya.
Sering kita dengar, perempuan yang memiliki pinggul lebar akan lebih mudah untuk melahirkan yang nyatanya salah.
Hal ini karena yang berpengaruh pada proses melahirkan adalah bagian panggul yang lebar.
Tentu saja kedua bagian ini berbeda, pinggul adalah bagian pangkal paha pada bagian belakang.
Sementara panggul adalah tulang pada manusia yang letaknya di bawah pinggang dan dekat dengan pinggul.
Selain ini, ada beberapa mitos vs fakta kehamilan lain yang perlu Moms dan Dads ketahui.
- Morning sickness hanya terjadi di pagi hari
Istilah tersebut telah digunakan selama beberapa dekade lalu, bahwa fenomena morning sickness umum terjadi hanya di pagi hari. Salah!
Faktanya, perasaan mual dan muntah yang dialami ibu hamil di trimester pertama kehamilan adalah akibat dari peningkatan hormon dalam tubuh dan itu bisa terjadi sepanjang hari.
- Bentuk benjolan menentukan jenis kelamin bayi
Banyak yang percaya, jika seorang wanita hamil dan bentuk perutnya lonjong maka menandakan bayinya laki-laki, dan jika melebar berarti jenis kelamin bayinya perempuan.
Padahal, bentuk perut wanita selama hamil adalah refleksi langsung dari bentuk tubuh dan tonus otot dan tidak ada korelasi dengan jenis kelamin bayi.
- Jangan berolahraga saat hamil
Meksipun tidak dianjurkan bagi wanita hamil melakukan olahraga ekstrim, aktivitas aerobik ringan seperti berjalan-jalan sama sekali bukan masalah.
Kegiatan yang melibatkan kontak fisik atau kemungkinannya besar untuk jatuh yang harus dihindari sepenuhnya.
Jadi, bukan berarti ibu hamil harus berhenti berolahraga sepenuhnya kala hamil.
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR