"Pada saat di bawah itu (gua) gelap banget, pakai senter, terus udah gitu gue bilang matiin deh senternya bentar," kata Nia Ramadhani.
Setelah senter dimatikan, baik memejamkan mata atau membuka mata sama-sama gelap.
Suasana dalam goa saat itu tenyata membuat Nia teringat akan kematian.
Kematian akan datang pada siapa saja dan tidak akan ada yang menolong untuk berlindung.
"Terus gue bilang, ini nih nanti kalau elu pulang ke atas (meninggal), lu sendirian, lu begitu nggak ada yang bantuin lu, lu sendirian," cerita dia.
Sontak hal tersebut membuat Nia berderai air mata dan meminta bantuan psda Tuhan agar dirinya bisa terus belajar agar bisa 'kembali' dengan bahagia.
"Jadi dari situ gue nangis kan kaya aduh Tuhan tolong deh, tolong bantu aku untuk kaya bisa belajar, supaya nanti pas berpulang itu gue seneng," tuturnya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR