Nakita.id - Setiap pernikahan ada ceritanya sendiri-sendiri, tak selalu berjalan mulus.
Salah satu masalah yang kerap ditemui dalam pernikahan adalah ketika pasangan suami istri menjalani hubungan toxic relationship.
Toxic relationship merupakan hubungan beracun yang bisa menyakiti fisik hingga mental salah satu atau kedua pihak.
Bila sedang dalam tahap pacaran bisa saja kita langsung memutuskan keluar dari toxic relationship.
Beda halnya bila menjalani toxic relationship setelah menikah.
Banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk keluar dari hubungan pernikahan.
Mulai dari masalah anak, keluarga besar, hingga mengingat janji suci yang dulu terucap membuat seseorang perlu menimbang-nimbang secara matang untuk mundur dari toxic relationship dalam pernikahan.
Jika Moms memutuskan tak ingin keluar dari pernikahan yang toxic relationship, Moms dan Dads perlu memperbaiki hubungan agar jadi hubungan pernikahan yang sehat dan harmonis.
Berikut tips agar menyelamatkan pernikahan dari toxic relationship dikutip dari Healthline:
Kesediaan untuk memperbaiki
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah kesediaan baik Moms dan Dads untuk memperbaiki diri, tidak bisa hanya salah satunya.
Moms dan Dads perlu menunjukkan sikap keterbukaan dan kesediaan untuk saling memperbaiki diri serta memperbaiki hubungan.
"Ini mungkin terwujud dengan rutin melakukan percakapan yang mendalam," kata Manly selaku penulis 'Joy from Fear'.
Penerimaan tanggung jawab
Setelah saling bersedia untuk memperbaiki, maka Moms dan Dads perlu menerima secara ikhlas mengenai tanggung jawab.
Baik itu tanggung jawab sebagai pasangan dan sebagai orangtua.
Untuk mendapatkan hubungan pernikahan yang sehat, Moms dan Dads perlu secara sadar menjalani tanggung jawab.
Setiap berkonflik ingatlah untuk saling memahami
Dalam berumah tangga, sangat wajar untuk memiliki perbedaan pendapat.
Perbedaan pendapat yang berujung debat hingga konflik merupakan hal biasa, namun apabila Moms dan Dads sedang dalam tahapan menyembuhkan pernikahan dari toxic relationship maka Moms dan Dads perlu mengontrol emosi jangan sampai kelepasan.
Coba ubah setiap percakapan yang saling menyalahkan jadi percakapan yang saling memahami.
Jangan utamakan emosi namun utamakan menyelesaikan masalah dengan pikiran jernih.
Menyelesaikan masalah dengan pikiran jernih bisa membuat Moms dan Dads mudah dalam menemukan solusi.
Cari bantuan
Bila dirasa hubungan masih beracun meski sudah berusaha memperbaiki, maka tidak ada salahnya mencari bantuan.
Moms dan Dads bisa menemui konselor pernikahan.
Mungkin saja ada hal yang tanpa Moms dan Dads sadari harus dikembalikan ke jalur yang benar.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR