Nakita.id - Permasalahan sampah di Indonesia merupakan salah satu isu lingkungan terbesar yang hingga kini belum menemukan jalan keluar.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, timbunan sampah tahun 2020 di Indonesia mencapai 67,8 juta ton.
Sebanyak 15% di antaranya merupakan sampah plastik yang tidak mudah terurai.
Dari jumlah ini, 88,17% sampah plastik masih diangkut ke TPA atau bahkan berserakan di lingkungan tanpa mengalami proses daur ulang.
Hal ini jika dibiarkan terus menerus tentu akan menimbulkan masalah lingkungan yang lebih parah.
Selain tak sedap di pandangan, sampah yang berserakan dan menumpuk di lingkungan juga bisa menyebabkan pencemaran.
Mulai dari pencemaran tanah hingga air yang akan menurunkan kualitas lingkungan di sekitar tempat tinggal kita.
Dimas Djayadiningrat atau yang lebih dikenal sebagai Dimas Djay pun mengalami keresahan terkait masalah ini dan berbagi pengalamannya tentang mengolah sampah demi lingkungan yang lebih baik.
“Sejak lama saya punya keresahan terhadap isu sampah yang saat ini cukup mengkhawatirkan," cerita sutradara kawakan Indonesia ini.
"Karenanya, saya menggerakkan diri dan keluarga untuk lebih peduli terhadap lingkungan, salah satunya lewat manajemen sampah.
Saya ingin melihat anak saya tumbuh besar dengan ‘kepedulian nyata’ untuk
lingkungan yang lestari dan bertanggung jawab di masa depan nanti," tambahnya.
Tak sulit, Dimas Djay mengajarkan keluarganya mulai dari langkah kecil terlebih dahulu.
Seperti rutin memilah sampah, memisahkan mana sampah organik dan mana yang anorganik.
Untuk sampah anorganik yang tidak mudah terurai oleh alam, Dimas Djay akan menyetorkannya kepada pihak yang bertanggung jawab untuk didaur ulang.
Sementara untuk sampah organik, ia olah menjadi kompos.
"Sebagai #GenerasiPilahPlastik, saya mengajak masyarakat untuk kembali
menempatkan plastik pada fungsinya sebagai benda yang bermanfaat; tidak lagi sebagai ancaman yang menjerat," jelas Dimas Djay dalam webinar Unilever Indonesia Dorong Peran Aktif Masyarakat untuk Restorasi Ekosistem Melalui #GenerasiPilahPlastik, Selasa (15/6/2021).
Selain peran aktif masyarakat seperti yang dilakukan Dimas Djay, ketersediaan sarana pendukung bagi masyarakat untuk menerapkan pilah sampah merupakan hal yang tidak kalah krusial.
Untuk itu, sejak 2008 Unilever Indonesia mengembangkan dan memperkuat program bank sampah hingga berhasil membina sebanyak 3.859 unit bank sampah di 37 kota yang tersebar di 12 provinsi.
Baca Juga: Hari Peduli Sampah Nasional 2021: Berawal dari Sampah Bisa Berikan Dampak Ekonomi yang Nyata
Unilever Indonesia juga memperkuat eksistensi dan peranan bank sampah binaannya melalui upaya digitalisasi, bekerja sama dengan platform Google My Business.
Masyarakat kini lebih mudah mengakses dan memanfaatkan bank sampah terdekat, sejalan dengan upaya Pemerintah dalam menggalakkan digitalisasi bank sampah.
Berkat penerapan komitmen untuk mengurai permasalahan plastik dari mulai dari hulu, tengah, dan hilir rantai bisnisnya, secara total pada 2020 Unilever Indonesia telah mengumpulkan dan memproses lebih dari 16.300 ton sampah plastik, yang terdiri dari:
1. Hulu
Pemrosesan melalui upaya penggunaan kemasan daur ulang sebanyak 68 ton.
2. Tengah
Pengumpulan sampah plastik dari jaringan bank sampah sebanyak 13.200 ton.
3. Hilir
Salah satu pencapaian penting di sisi hilir pengelolaan sampah plastik adalah kerjasama dengan sejumlah pemerintah daerah dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) untuk mengumpulkan dan memproses sampah plastik menjadi energi terbarukan pengganti batu bara atau Refuse Derived Fuel (RDF) di pabrik semen, yang hingga kini telah memproses sebanyak 3.070 ton sampah plastik.
"Sejalan dengan komitmen bahwa hingga tahun 2025 mendatang Unilever akan mengumpulkan sampah plastik lebih banyak dari yang kami produksi, hari ini kami meluncurkan #GenerasiPilahPlastik.
Melalui #GenerasiPilahPlastik, kami mengajak masyarakat untuk menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama kemasan plastik," pungkas Nurdiana Darus, Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR