Sehingga, bayi baru lahir sering cegukan tak perlu langsung ditangani dan membuat Moms berlebih.
Menurut Kimberly Whitehead, ketua penulis penelitian dan rekannya di University College London, alasan cegukan memang sampai saat ini tidak jelas, berbeda dengan tersedak.
"Alasan mengapa kita cegukan tidak sepenuhnya jelas, tetapi mungkin ada alasan perkembangan, mengingat bahwa janin dan bayi baru lahir begitu sering cegukan," kata Kimberley Whitehead, mengutip dari Medical Daily.
Dari penelitian tersebut, tim menggunakan electroencephalography (EEG) untuk mengamati kerja otak bayi dan menempatkan sensor pada gerakan torso ketika mereka cegukan.
Hasilnya, cegukan menyebabkan kontraksi otot diafragma sehingga terjadi perubahan fisik yang memicu gelombang otak di korteks otak.
Selanjutnya, otak memungkinkan menghubungkan suara cegukan dengan kontraksi otot diafragma.
"Aktivitas yang dihasilkan dari cegukan kemungkinan membantu otak bayi untuk belajar bagaimana memonitor otot-otot pernapasan, sehingga pada akhirnya pernapasan dapat dikontrol secara sukarela dengan menggerakkan diafragma ke atas dan ke bawah," jelas Lorenzo Fabrizi, penulis studi senior dari University College London.
"Ketika kita dilahirkan, sirkuit yang memproses sensasi tubuh tidak sepenuhnya berkembang, sehingga pembentukan jaringan semacam itu merupakan tonggak perkembangan penting bagi bayi baru lahir."
SoKlin Liquid Nature Luncurkan Detergen Tumbuhan Konsentrat dengan Minyak Esensial Bunga Lilac dari Prancis
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR