Nakita.id - Bayi baru lahir sering cegukan biasanya membuat Moms sangat khawatir.
Moms akhirnya melakukan segala cara untuk menghentikan cegukan bayi.
Untuk menghentikan cegukan pada bayi, memang ada beberapa cara yang bisa dilakukan, tergantung penyebabnya.
Tapi, banyak juga Moms yang terlewat panik sampai buru-buru mengonsultasikannya pada dokter anak.
Meski demikian, ternyata cegukan pada bayi tak selalu berbahaya lho Moms.
Saat bayi cegukan, bisa jadi justru menimbulkan manfaat bagi bayi.
Wah, yang benar?
Di luar negeri, orang tua diminta untuk membiarkan si Kecil cegukan.
Moms disarankan tak buru-buru menangani saat bayi baru lahir sering cegukan.
Mengutip dari Medical Daily, para peneliti mengungkapkan bila cegukan pada bayi bisa saja terjadi guna memunculkan manfaat bagi bayi tersebut.
Pada dasarnya, bayi sudah mulai cegukan saat ia berada di dalam kandungan.
Bahkan menurut perkiraan, bayi prematur sampai menghabiskan 1 persen waktunya di dalam rahim untuk cegukan.
Artinya, dalam satu hari, bayi prematur bisa cegukan sampai 15 menit lamanya.
Menurut Jurnal Clinical Neurophysiology, cegukan pada bayi ternyata mendukung perkembangan otaknya.
Bayi baru lahir akan memiliki perkembangan otak yang baik yang berasal dari cegukan.
Pasalnya, cegukan memicu aliran sinyal ke otak mampu membantu bayi mengatur pernapasannya sendiri.
Sehingga, bayi baru lahir sering cegukan tak perlu langsung ditangani dan membuat Moms berlebih.
Menurut Kimberly Whitehead, ketua penulis penelitian dan rekannya di University College London, alasan cegukan memang sampai saat ini tidak jelas, berbeda dengan tersedak.
"Alasan mengapa kita cegukan tidak sepenuhnya jelas, tetapi mungkin ada alasan perkembangan, mengingat bahwa janin dan bayi baru lahir begitu sering cegukan," kata Kimberley Whitehead, mengutip dari Medical Daily.
Dari penelitian tersebut, tim menggunakan electroencephalography (EEG) untuk mengamati kerja otak bayi dan menempatkan sensor pada gerakan torso ketika mereka cegukan.
Hasilnya, cegukan menyebabkan kontraksi otot diafragma sehingga terjadi perubahan fisik yang memicu gelombang otak di korteks otak.
Selanjutnya, otak memungkinkan menghubungkan suara cegukan dengan kontraksi otot diafragma.
"Aktivitas yang dihasilkan dari cegukan kemungkinan membantu otak bayi untuk belajar bagaimana memonitor otot-otot pernapasan, sehingga pada akhirnya pernapasan dapat dikontrol secara sukarela dengan menggerakkan diafragma ke atas dan ke bawah," jelas Lorenzo Fabrizi, penulis studi senior dari University College London.
"Ketika kita dilahirkan, sirkuit yang memproses sensasi tubuh tidak sepenuhnya berkembang, sehingga pembentukan jaringan semacam itu merupakan tonggak perkembangan penting bagi bayi baru lahir."
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR