Nakita.id – Semalam (15/02) pemerintah, dalam hal ini Badan Pengawa Obat dan Makanan (BPOM), mengeluarkan keputusan membekukan ijin edar obat merek Albothyl, dan menarik semua obat yang menggunakan policresulen dari peredaran di wilayah hukum Republik Indonesia.
Ternyata keputusan resmi BPOM itu hasil penyelidikan yang telah dilakukan selama 2 tahun.
BACA JUGA: Kejadian Lucu Dibalik Layar Pembuatan Film Bollywood Menggelitik. Tertangkap Kamera
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir BPOM RI menerima 38 laporan dari profesional kesehatan yang menerima pasien dengan keluhan efek samping obat Albothyl untuk pengobatan sariawan.
Diantaranya efek samping serius, yaitu sariawan yang membesar dan berlubang hingga menyebabkan infeksi (noma like lession).
Ternyata BPOM RI pun dalam 2 tahun terakhir ini bersama ahli farmakologi dari universitas dan klinisi dari asosiasi profesi terkait, melakukan pengkajian aspek keamanan obat Albothy yang mengandung policresulen.
Hasilnya Albothyl diputuskan tidak boleh digunakan sebagai hemostatik dan antiseptik pada saat pembedahan, serta penggunaan pada kulit (dermatologi); telinga, hidung dan tenggorokan (THT); sariawan (stomatitis aftosa); dan gigi (odontologi).
Keputusan ini diapresiasi oleh banyak pihak. Terlebih para dokter gigi, yang ternyata sudah lama berjuang, supaya Albothyl ditarik dari peredaran.
Para dokter yang berjuang tersebut adalah drg. Widya Apsari, Sp.PM dan Dr. drg. Endah Ayu Tri Wulandari, Sp.PM. “Mereka teman sejawat yang gigih. Saya rasa apa yang diperjuangkannya bermanfaat untuk mengurangi semaksimal mungkin risiko keparahan sariawan akibat potensi salah pakai obat yang tinggi di masyarakat.” Papar drg. Theodorus Hedwin Kadrianto, Sp.PM, yang merupakan pengurus Ikatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia (ISPMI).
BACA JUGA: Baru Berusia 2 Tahun, Anak Ini Lakukan Hal yang Buat Orang Terharu
Apa itu Policresulen?
Policresulen adalah agen hemostatik (pembeku darah) dan antiseptik topikal (obat luar) yang banyak digunakan untuk kelainan kulit dan vagina.
Sifat kerja policresulen antaralain; mengontrol perdarahan dengan cara menyempitkan pembuluh darah melalui kontraksi otot-otot pembuluh darah.
Tapi Policresulen itu menyebabkan kematian jaringan, menggumpalkan jaringan mati atau rusak, lalu membuatnya menjadi terkelupas.
Policresulen pun merangsang aliran darah jaringan yang membantu regenerasi dan pembentukan sel-sel baru. Juga memiliki efek antimikroba untuk melawan infeksi.
BACA JUGA: Hati-hati Moms, 6 Makanan Ini Ternyata Bisa Menyebabkan Diare
Masih menurut Theo, sayangnya Policresulen, salah satu merek dagangnya adalah Albothyl, bersifat sangat asam. Bayangkan pH-nya 0,6.
Karenanya dapat menyebabkan cidera kimiawi pada kulit dalam (mukosa) mulut kita berupa erosi, peradangan, luka (ulserasi), dan pengelupasan bila salah digunakan.
“Malah, pada sariawan, jika terkena policresulen, kondisinya bisa menjadi lebih lebar dan parah.” Tegas Theo.
Menurut publikasi ilmiah dari drg. Indriasti Indah Wardhany, Sp.PM, Dr. drg. Yuniardini SW, MScDent, dan drg. Anandina Irmagita, Sp.PM. Ketiganya pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia;
Initnya penggunaan Policresulen bisa mengakibatkan kerusakan mukosa mulut. Kerusakannya sejauh apa tidak dapat diprediksi, dan dapat memengaruhi mukosa sehat, selain mukosa luka.
Karenanya dalam jurnal ilmiah tersebut yang diterbitkan di Journal of International Dental and Medical Research, ISSN 1309-100X ditulis, mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat awam dalam penggunaan Policresulen pada manusia secara tepat.
Profesional kesehatan pun, terutama dokter gigi seharusnya hati-hati dalam menentukan kadar aman tepat dalam penggunaan obat ini.
BACA JUGA: FBI Sebut 2 Merek Hape Terkenal Buatan Tiongkok Ini Tidak Layak Digunakan
Dalam jurnal ilmiah tersebut dengan judul Oral Mucosal Burn Caused by Topical Application of 36% Policresulen Solution–A CaseSeries, ditulis supaya mempertimbangkan kembali ijin edar secara bebas bagi obat yang mengandung Policresulen. Baiknya menjadi obat beresep alias etikal.
Bisa untuk sariawan tapi tidak aman
Seperti dipaparkan Theo, jika ditanya bisa digunakan atau tidak untuk sariawan, Policresulen tentu bisa-bisa saja. Karena efek pengobatan yang dimilikinya. Tapi, dengan catatan penggunaannya harus diencerkan terlebih dahulu.
Tetapi bila pertanyaannya apakah policresulen aman untuk sariawan? Theo dengan tegas menjawab, “Relatif kurang aman, seperti yang ditulis BPOM; risiko lebih besar daripada manfaatnya. Pendapat ini disetujui oleh seluruh dokter gigi spesialis Penyakit Mulut di Indonesia.”
Adapun prihal Policresulen bisa menyebabkan kanker mulut, menurut Theo yang mengutip pernyataan drg. Rahmi Amtha, MDS, Ph.D, Sp.PM ketua ISPMI, “Belum ada penelitian yang membuktikan hubungan ini. Masih membutuhkan penelitian lebih lanjut secara longitudinal.”
Sedangkan banyaknya berita yang menyatakan bahwa policresulen di luar negeri hanya untuk hewan, dengan bijak Theo mengatakan tidak benar.
Alasannya, Policresulen adalah obat resmi yang terdaftar di dokumen Anatomical Therapeutic Chemical (ATC), yang dikeluarkan WHO, dan termasuk pada klasifikasi obat kulit (D-08-A-E-02) dan kelamin (G-01-A-X-03).
BACA JUGA: Pemberian Air Mineral Untuk Bayi Masih Dilakukan? Ini Bahaya yang Mengintai
Bagaimana Moms, sudah semakin paham kan dengan apa itu Albothyl juga kandungannya, Policresulen.
Supaya banyak masyarakat Indonesia yang paham mengenai hal ini, alangkah eloknya Moms menshare artikel ini ke kolega, teman, juga kerabat dekat.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Source | : | https://www.jidmr.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR