Nakita.id - Shandy Aulia kembali menjadi sasaran ujaran kebencian warganet mengenai tumbuh kembang sang anak.
Ini bukan pertama kalinya Shandy Aulia mendapatkan komentar pedas terkait anak sematawayangnya, Claire Herbowo.
Shandy Aulia dianggap mengesampingkan asupan gizi anaknya karena warganet menilai berat badan Claire Herbowo jauh dari anak-anak seumurannya.
Belum lama ini, Shandy Aulia yang habis kesabaran mencari identitas salah satu orang yang menghina sang putri.
Sebuah akun bernama @lapriya19 mengatakan kalau Claire Herbowo kekurangan gizi hingga akan membuatnya kesulitan belajar ketika duduk di bangku sekolah.
Dirasa berlebihan, Shandy Aulia mencari informasi akun tersebut dan berniat mengajak si penulis komentar untuk berdiskusi.
Secara mengejutkan, Shandy membeberkan sebuah fakta dari akun yang sedang diburunya kini.
Wanita 34 tahun ini berujar kalau akun tersebut juga telah melakukan penghinaan kepada ibunya, Elsye Dopong.
Istri David Herbowo ini menjelaskan kalau hal itu juga menjadi alasan dirinya ingin mencari akun tersebut.
"Saya mengetahui komentar ini setelah melihat ibu saya memberikan komentar di kolom IG saya dan merespon orang tersebut."
"Perlu dimaklumkan respon ibu saya dan sebagai oma saat anak dan cucunya diberikan komentar yang menyakitkan hati beliau," tulis Shandy di akun Instagram pribadinya.
Shandy mengatakan kalau ibunya berusaha menghubungi akun tersebut via DM dan Whatsapp.
Ibunda Shandy meminta akun tersebut untuk meminta maaf atas ucapannya terhadap sang cucu.
Namun, jawaban pelaku justru membuat Shandy Aulia semakin naik darah.
"Jelas ada emosi yang tampak pada ibu saya beliau meminta kepada orang tersebut untuk meminta maaf atas ucapannya. Tetapi apa yang menjadi jawaban orang tersebut membuat ibu saya semakin geram," tulis Shandy.
Pemain film 'Eiffel I'm in Love' ini mengatakan kalau ibunya juga menjadi korban penghinaan dari pelaku.
"Tidak cukup saya dan anak saya dihina, ibu dan suami sayapun diikut sertakan. Lengkap sudah," tambahnya.
Shandy pun berharap dirinya bisa segera bertemu dengan pelaku untuk berdiskusi.
"Untuk semua itu saya pastikan orang ini akan belajar apa itu 'saling menghormati dalam berpendapat' dan apa itu memberikan edukasi yang benar atau hanya menjadikan kata edukasi sebagai tameng untuk menghina orang lain."
"Edukasi artinya memberikan informasi bukan menyakiti dengan kata kata tidak pantas dan melecehkan orang lain,'" tegasnya.
Source | : | |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR