Nakita.id - Bukan hal baru lagi, orang Indonesia suka minum obat alami atau obat herbal.
Salah satunya adalah air rebusan serai.
Air rebusan serai adalah salah satu obat alami turun temurun dari nenek moyang kita.
Katanya, minum air rebusan serai buat tubuh makin hangat dan terhindar dari penyakit.
Ya, sebenarnya hal ini memang benar karena jika Moms minum air rebusan serai maka nyeri otot, gejala flu, batuk dan yang lainnya bisa sembuh.
Tapi tidak untuk semua orang. Karena Moms harus tahu ternyata tidak semua obat alami dari nenek moyang ini bagus untuk dikonsumsi orang-orang dengan kondisi seperti ini.
Minum air rebusan serai justru akan membahayakan kesehatan untuk orang-orang dengan kondisi seperti ini.
Dan orang-orang itu adalah:
Kulit sensitif
Bagi yang punya kulit sensitif, minum air rebusan serai tidak dianjurkan.
Karena jika Moms tetap nekat minum air rebusan serai justru akan membuat kulit jadi iritasi.
Salah-salah kulit akan jadi kering dan tidak sehat.
Gangguan pencernaan
Yang kedua, Moms dengan gangguan pencernaan seperti diare atau maag tidak boleh minum air rebusan serai.
Ini justru akan membuat lambung terluka, karena minyak esensial pada serai sangat tinggi.
Jika tetap nekat diminum, bisa-bisa lambung dan saluran pencernaan Moms rusak.
Penyakit ginjal
Moms dengan penyakit ginjal juga tidak disarankan minum air rebusan serai.
Karena minum air rebusan serai akan memengaruhi fungsi ginjal.
Ibu hamil
Yang terakhir, ibu hamil tidak boleh minum air rebusan serai.
Karena dalam sebuah penelitian, anak tikus yang diberi minum air rebusan serai, anak tikus itu malah lahir cacat.
Selain dari orang-orang di atas, minum air rebusan serai juga tidak bagus jika diminum setiap hari oleh semua orang.
Jika semua orang tanpa penyakit di atas minum air rebusan serai setiap hari akan menimbulkan efek samping seperti, pusing, kantuk, mulut kering, buang air kecil berlebihan, dan nafsu makan meningkat.
Source | : | Kompas.com,WebMD,verywellfit.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR