Nakita.id - Mitos vs fakta kehamilan yang selama ini Moms dengar perlu diketahui kebenarannya.
Jangan sampai hal yang selama ini Moms anggap fakta ternyata mitos belaka.
Atau bahkan yang dianggap mitos ternyata sebuah fakta.
Dengan begitu saat mendengar mitos atau fakta yang beredar di lingkungan, segeralah cari tahu kebenarannya.
Salah satu mitos vs fakta yang akan diungkap yaitu perihal kelahiran bayi prematur.
Disebut-sebut bahwa ibu hamil yang mengalami anemia rentan melahirkan bayi prematur.
Bayi yang lahir prematur artinya kelahiran terjadi sebelum 37 minggu.
Tapi apakah itu benar adanya?
Pertama-tama perlu Moms ketahui bahwa banyak ibu hamil yang rentan mengalami anemia atau kekurangan darah.
Dalam Konvensi Anemia Sedunia yang dikutip dari kompas.com disebutkan bahwa pada 2017, ada 41,8% ibu hamil di dunia yang pernah mengalami anemia.
Di Indonesia sendiri pada 2018, dalam Riset Kesehatan Dasar kasus anemia sebanyak 48,9%.
Setidaknya ada 3 yang menyebabkan ibu hamil mengalami anemia.
Yang pertama yaitu kurangnya asupan zat besi baik sebelum hamil ataupun saat sedang mengandung.
Zat besi yang minim akan membuat tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin yang seharusnya dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah.
Selain itu, kekurangan asam folat atau vitamin B9 juga menjadi penyebab ibu hamil alami anemia.
Dan terakhir yaitu ibu hamil kekurangan asupan B12.
Lalu apakah benar anemia bisa membuat ibu hamil melahirkan bayi prematur?
Masih mengutip dari laman yang sama yang melansir dari March of Dimes, ibu hamil yang mengalami anemia dalam skala berat bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Selain itu, risiko kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah juga tinggi ketika anemia dalam skala berat.
Yang masuk dalam berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg.
Tak hanya kedua itu, ibu hamil yang mengalami anemia juga berisiko akan kehilangan banyak darah saat persalinan nanti.
Dengan begitu penting untuk Moms memerhatikan kebutuhan asupan nutrisi dan gizi selama kehamilan.
Perbanyaklah makanan yang mengandung zat besi dan asam folat seperti produk susu dan olahannya, jeruk, kacang-kacangan, sayuran hijau, telur matang, daging, serta makanan laut.
Kemudian konsumsi juga suplemen penambah darah yang dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR