Candida auris pertama kali dikenali di tahun 2009 dari seorang pasien di Jepang.
Tidak hanya di Jepang tetapi kasus penemuan jamur ini juga dilaporkan di berbagai klinik atau rumah sakit di seluruh dunia.
Tidak seperti jamur albicans yang ditemukan di tempat yang lembab seperti bagian genital dan mulut, jamur auris biasanya ditemukan di saluran urin atau pernapasan.
BACA JUGA: Dulu Memang Pernah Ada Vaksin Dari Janin. Sekarang Sudah Tidak Ada
Selain mengiritasi kulit, jamur auris ini juga dapat menyebabkan infeksi serius seperti luka dan darah.
Menurut CDC, tipe baru jamur ini sulit dilacak karena kebanyakan rumah sakit tidak memiliki alat untuk mengidentifikasi infeksi ini.
Tanpa obat yang kuat, korban akibat infeksi jamur ini diperkirakan akan terus bertambah.
Terlebih hampir 60% pasien yang terinfeksi jamur auris dinyatakan meninggal dunia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR