Nakita.id - Moms dan Dads mungkin pernah mendengar digital savvy dan perlu diajarkan kepada anak-anak kita.
Namun sebenarnya apa itu digital savvy? Melalui Sonora Parenting bersama Sonora FM dan Nakita.id membahas pengertian digital savvy.
David Togatorop, Editor in Chief Nakita.id mengatakan sebelum mengetahui arti digital savvy, ada baiknya mengetahui salah kaprahnya dulu.
"Untuk tahu digital savvy, kita mulai dari salah kaprahnya dulu. Yang terbayang (tentang digital savvy) anak dari pagi sampai malam pegang smartphone.
Atau anaknya nanti kalau kuliah jurusan Informatika, kerjanya jadi programmer. Kalau salah kaprah itu, orangtua jadi memusuhi semua yang berbau digital atau teknologi," ucap David pada Jumat (2/7/2021).
"Padahal kalau kita berangkat dari istilah digital savvy artinya kan cakap digital. Cakap digital itu adalah bagian dari sebuah program pemerintah bahkan Mei 2021 lalu membuka program digital nasional.
Literasi digital itu terdiri dari empat hal. Pertama pengguna digital harus etis bermain media digital, kedua aman bermedia digital, ketiga budaya bermedia digital, keempat cakap bermedia digital.
Nah point keempat ini yang kita sebut sebagai digital savvyness," tambahnya.
Sebelum mengajarkan pada Si Kecil tentang digital savvy, ada baiknya orangtua menerima kondisi sekarang yang menggunakan teknologi.
"Kita harus terima bahwa kondisi sekarang menggunakan teknologi. Baru minggu lalu kita ngomongin reel apa bedanya dengan Instagram Story hingga TikTok.
Pembaharuan itu terjadi setiap hari. 10 tahun lalu kita dianggap digital savvy jika sudah memiliki alamat email.
Tapi bukan soal itu. Kita harus tahu bagaimana mengoperasikannya, cakap menggunakan berbagai aktivitas digital di berbagai platform," jelas David.
Selain menerima kondisi sekarang menggunakan teknologi, orangtua harus tahu manfaat mengajarkan digital savvy.
David mengatakan manfaat mengajarkan digital savvy pada anak yaitu anak terlatih untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan penting untuk melengkapi keterampilan motorik Si Kecil.
Selain melatih anak berpikir kreatif, mengajarkan digital savvy membuat anak terhindar dari kejahatan digital.
Di sisi lain, orangtua dapat memperkenalkan teknologi pada anak sejak 3 tahun sedangkan anak usia 6-12 tahun diperkenalkan 'bagaimana' dan 'untuk apa' media digital.
Kenapa perlu mengajarkan digital savvy sejak kecil? Karena mereka akan lebih mudah dan akrab dengan media digital.
Ketika anak sudah diperkenalkan selanjutnya adalah ketahui apa yang mereka suka, apa yang mereka download atau lakukan di media sosial mereka, kemudian alasan mereka menyukainya apa.
"Lalu, setelah tahu apa yang anak sukai, orangtua juga perlu tahu trend supaya nyambung ngobrolnya, diarahkannya ke mana, dan memantau aktivitas anaknya," jelas David.
Jika sudah diperkenalkan, bagaimana menggunakannya, tahu apa yang disukai anak, orangtua jangan lupa memberikan batasan menggunakan gadget.
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR