Nakita.id - Sebentar lagi akan memasuki tahun ajaran baru 2021/2022.
Pemerintah pun sempat merencanakan sekolah akan kembali tatap muka di tahun ajaran baru pada bulan Juli ini.
Namun sayangnya, kabar tersebut harus ditunda mengingat beberapa pekan ini angka kasus Covid-19 di Indonesia kembali melambung tinggi.
Padahal, para pihak sekolah, murid, dan juga orangtua pun sudah antusias menyambut sekolah tatap muka kembali.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi Kabarnya akan Ditunda Lagi, Begini Kata Para Tenaga Pengajar
Pasalnya, banyak siswa yang sudah rindu kembali bersekolah tatap muka karena telah dua tahun melewati proses pembelajaran jarak jauh.
Karena hal itu, tak heran apabila anak-anak juga sudah mulai bosan, bahkan orangtua sudah mulai kewalahan mendampingi Si Kecil belajar dari rumah.
Tak hanya itu, para guru juga merasa proses Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ selama ini belum berjalan efektif.
Berdasarkan peliputan khusus yang dilakukan Nakita.id kali ini, didapatkan hasil bahwa beberapa sekolah di Jakarta sudah melakukan berbagai persiapan untuk melaksanakan sekolah tatap muka saat pandemi.
Namun, saat ini, pihak sekolah kembali harus menelan pil pahit karena sekolah tatap muka akan ditunda kembali.
Akan tetapi, para tenaga pengajar sendiri mengaku tidak keberatan apabila proses pembelajaran tatap muka dibatalkan.
Bahkan, beberapa sekolah di Jakarta pun sudah melakukan berbagai persiapan apabila sekolah kembali daring.
Menurut Kevin Guslian Rajib Noor, S.Kom selaku guru di SMK YPK, Jakarta Selatan, mengatakan, menyambut tahun ajaran baru, para guru pun harus kembali melakukan persiapan untuk pembelajaran daring maupun luring.
"Langkah yang dilakukan tetap sama, yakni mempersiapkan untuk daring atau luring misalkan kita kumpulkan lewat berkas, kemudian komite orangtua mengambil berkas tersebut untuk sebagai bahan pembelajaran anaknya di rumah itu yang tidak punya handphone," ungkap Kevin dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Kamis (1/6/2021).
Sedangkan, menurut Dra. Maria Goretti Suryani, Kepala Sekolah SMP Vianney di Jakarta Barat, persiapan yang dilakukan menyambut tahun ajaran baru adalah penyederhaan kurikulum.
"Tentunya ada beberapa persiapan yang dilakukan. Pertama, menetapkan dan mengembangkan kurikulum yang akan dipakai," ungkap Dra. Maria.
"Sejauh ini dalam masa pandemi ada 3 kurikulum, pertama mengacu kurikulum nasional 2013, kedua kurikulum darurat 2020-2021 ini baru tersedia, nah ketiga melakukan penyederhanaan kurikulum," sambungnya saat diwawancari secara virtual oleh Nakita.id.
Dra. Maria juga menegaskan bahwa penyederhanaan kurikulum yang dimaksud adalah pemilihan materi-materi yang esensial dan kontekstual saja dari kurikulum 2013 yang akan diajarkan pada anak.
"Untuk pembelajaran yang akan mendatang, kami sudah rapat kerja bahwa untuk tahun ajaran baru kami menggunakan kurikulum yang kami sederhanakan, yakni kami pilih materi-materi yang esensial dan kontekstual dari kurikulum 2013," ujar Dra. Maria.
Tak hanya itu, Dra. Maria juga mengungkapkan bahwa sekolahnya melakukan pelatihan kepada guru agar lebih mampu mengajar secara menyenangkan meski hanya melalui daring.
"Kedua, kami juga melakukan pelatihan untuk meningkatkan kompetisi guru dalam pembelajaran karena ini kan masih daring jadi bagaimana kami bisa mengajar lebih interaktif, menyenangkan," imbuhnya.
Selain kurikulum, salah satu sekolah swasta di bilangan Jakarta Pusat bahkan rela memberikan uang pulsa demi memperlancar kegiatan belajar di rumah untuk para siswanya.
"Kalau untuk persiapan PJJ memang kita kan sudah melaksanakan selama dua tahun ini, kemudian kan diperpanjang lagi karena meningkatkan Covid-19, jadi kita masih menggunakan daring," ucap Apriningsih selaku guru di SD Amir Hamzah, Jakarta Pusat.
"Usaha yang kita berikan ke siswa, kita memberikan pulsa secara gratis dari pihak sekolah, selain itu siswa juga mendapatkan pulsa selama proses pembelajaran daring," pungkasnya saat ditemui oleh Nakita.id di kediamannya, Kamis (1/6/2021).
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR