Menurut Andreas, kesulitan tidur ditemukan pada orang-orang yang melakukan isolasi baik di rumah, maupun rumah sakit.
Andreas memaparkan bahwa otak manusia memiliki ritme sirkandian yang menentukan irama pagi, siang, dan malam.
Ritme sirkandian tersebut menyebabkan aktivitas manusia berkaitan dengan cahaya.
Misalnya ketika bangun tidur dan bekerja dalam kondisi terang, kemudian pulang kerja dan tidur dalam kondisi gelap.
Namun, ketika melakukan isolasi irama ini akan hilang.
Hingga saat ini para peneliti masih mendalami lebih jauh mengenai benar tidaknya dampak panjang dari paparan virus Covid-19.
Penelitian tersebut memerlukan waktu yang panjang untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Diharapkan penelitian tersebut dapat meminimalisir risiko efek jangka panjang Covid-19 terhadap organ dan jaringan.
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id,eatthis.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR