Nakita.id - Saat anak-anak mengetahui adanya perselingkuhan dalam rumah tangga, terutama ketika perselingkuhan tersebut berlangsung di lingkungan rumah, efek jangka panjang bisa sangat signifikan bagi perkembangan emosional dan psikologis mereka.
Pengalaman ini bukan hanya menimbulkan rasa kaget, tetapi juga mengganggu stabilitas psikologis anak, menciptakan dampak yang bertahan hingga dewasa.
Anak-anak, terutama di usia yang lebih muda, sangat membutuhkan rasa aman dalam keluarganya.
Ketika salah satu orang tua terlibat dalam perselingkuhan, anak bisa merasa bahwa keluarganya tidak lagi stabil atau dapat diandalkan.
Mereka mungkin merasa dikhianati oleh orang yang mereka percaya, menyebabkan hilangnya perasaan aman dalam rumah, yang dapat memengaruhi kepercayaan mereka pada orang lain di masa depan.
Kehilangan rasa aman ini bisa berujung pada kecemasan dan rasa takut ditinggalkan.
Dalam jangka panjang, anak-anak yang mengalami ini dapat mengembangkan gangguan kecemasan dan ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain dalam hubungan pribadi, baik dengan teman maupun pasangan hidup.
Perselingkuhan orang tua seringkali menciptakan ketegangan dan konflik antara anggota keluarga, yang bisa berdampak langsung pada hubungan anak dengan orang tua.
Jika anak lebih dekat dengan pihak yang diselingkuhi, anak dapat merasa marah atau kecewa kepada orang tua yang berselingkuh.
Rasa marah ini, jika tidak diatasi dengan baik, bisa memengaruhi hubungan mereka di masa depan.
Di sisi lain, anak yang merasa simpati kepada orang tua yang diselingkuhi mungkin mengembangkan peran sebagai “penjaga” atau “pembela” bagi orang tua tersebut, yang bisa menciptakan beban emosional berat pada anak.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR