Nakita.id - Moms dan Dads mungkin pernah mendengar kekurangan oksigen dalam darah disebabkan Covid-19.
Namun hipoksemia tidak hanya disebabkan Covid-19 namun beberapa faktor lainnya maka perlu kita ketahui.
Melansir Kompas.com melalui Mayo Clinic, hipoksemia adalah tanda adanya masalah yang berkaitan dengan pernapasan atau sirkulasi, dan dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti sesak napas.
Seseorang dapat dikatakan mengalami kekurangan oksigen bila kadar oksigen darah dari hasil pengukuran analisis gas darah kurang dari 75 mmHg.
Kadar oksigen dalam darah di bawah 60 mmHg menunjukkan kondisi kekurangan oksigen sangat parah dan biasanya membutuhkan oksigen tambahan.
Hipoksemia juga dapat diperkirakan dengan mengukur saturasi oksigen darah dengan menggunakan alat pulse oximeter.
Saturasi oksigen normal biasanya antara 95-100 persen untuk kebanyakan orang dewasa yang sehat.
Setiap tingkat di bawah ini dianggap berbahaya dan membutuhkan perawatan.
Di sisi lain penyebab kekurangan oksigen dalam darah beragam termasuk nilai kadar oksigen dalam darah yang dipengaruhi faktor:
1. Berapa banyak oksigen yang Anda hirup?
2. Seberapa baik alveolus menukar karbon dioksida dengan oksigen?
3. Berapa banyak hemoglobin yang terkonsentrasi dalam sel darah merah?
4. Seberapa baik hemoglobin menarik oksigen?
Umumnya, hemoglobin mengandung oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh tapi mungkin ini tidak terjadi pada beberapa penyakit yang mengurangi kemampuannya untuk mengikat oksigen.
Gangguan darah, masalah sirkulasi darah, dan masalah paru-paru dapat mencegah tubuh Moms menyerap atau mengangkut oksigen yang cukup.
Pada gilirannya, hal itu dapat menurunkan nilai kadar oksigen dalam darah atau tingkat saturasi oksigen Moms.
Penyebab kekurangan oksigen dalam darah adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, dan pneumotoraks (kolaps sebagian atau total paru-paru).
Selain itu, anemia, penyakit jantung, dan emboli paru (kondisi ketika gumpalan darah menyebabkan penyumbatan di arteri paru-paru).
Cacat jantung bawaan, sleep apnea (gangguan tidur yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti) dan Covid-19.
16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Perlunya Aksi Nyata Serta Perlindungan Hak Korban
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR