Pemeriksaan tes darah dilakukan untuk mengetahui atau mendeteksi level progesteron yaitu untuk memastikan siklus ovulasi.
Selain itu memeriksa gonadotropin untuk mengetahui apakah terjadi menopause dini atau tidak.
Dokter juga akan melakukan skrining bakteri khususnya Chlamydia.
Kenapa? Kasus infeksi akibat bakteri Chlamydia trachomatis tergolong banyak dialami perempuan.
Infeksi ini sering menyebabkan gangguan kesuburan.
Bila ditemukan adanya infeksi, maka akan dilakukan pengobatan antiinfeksi. Pemeriksaan proklaktin juga dilakukan untuk mendeteksi hormon yang keluar saat menyusui.
Nah, bila jumlah hormon ini meningkat, maka bisa jadi mengakibatkan kelainan ovulasi.
Selain itu, bila Ibu ternyata memiliki riwayat peradangan panggul, atau dalam bahasa medis disebut Pelvic Inflammatory Disease/PID, pernah mengalami endometriosis atau hamil di luar kandungan, maka dokter akan menganjurkan pemeriksaan laparoskopi untuk mendeteksi apakah terjadi kerusakan pada tuba falopi atau tidak.
Pun bila ternyata diketahui terdapat miom ataupun kista, maka dianjurkan untuk melakukan operasi.
BACA JUGA : Wow, Ternyata Begini Kondisi Rumah Mewah Milik Ayu Ting Ting
Sementara, untuk sang suami akan dilakukan beberapa tes, di antaranya tes cairan sperma dan pemeriksaan jika ada pembengkakan atau penyumbatan pada sistem reproduksi.
Upaya lain yang bisa dilakukan bila tak kunjung hamil lagi adalah mencoba menjalani bayi tabung.
Hal terakhir dan tak kalah penting adalah menghilangkan semua pikiran yang menegangkan sembari memperbanyak doa pada Tuhan.
Hanya Dia yang dapat melakukan sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR