Nakita.id - Hari Raya Iduladha merupakan peringatan hari dimana Nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya yang kemudian oleh Sang Maha Pencipta diganti hewan ternak.
Kini, umat muslim di seluruh dunia sedang beribadah berbagi daging kurban hewan ternak kepada masyarakat sekitar, terutama fakir miskin.
Pada momen pembagian daging kerap kali ditemukan daging kurban dimasukkan ke dalam kresek hitam.
Kresek hitam dipilih karena mudah ditemukan dan bisa membungkus daging dengan cepat.
Tapi tahukah Moms bahwa membungkus daging menggunakan kresek hitam bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Melansir dari Intisari, kresek hitam mengandung zat karsinogen yang bisa menempel di daging.
Paparan zat karsinogenik bisa meningkatkan risiko penyakit kanker.
Selain itu, kresek hitam biasanya merupakan produk daur ulang yang mengandung bahan kimia berbahaya.
Melansir dari Bobo, kresek hitam mengandung logam berat seperti timbal (Pb).
Timbal yang masuk ke tubuh dapat mempengaruhi fungsi saraf, pencernaan, jantung, dan ginjal.
Untuk membungkus daging sapi, disarankan menggunakan bahan yang ramah lingkungan.
Apa saja? Berikut ulasannya:
Daun jati
Daun jati jadi salah satu bahan pembungkus daging alami yang dianjurkan.
Sebab, daun jati mengandung antibakteri dan antimikroba.
Ini bisa mencegah perkembangbiakan bakteri dan mikroba jahat pada daging.
Selain itu, daun jati bisa mencegah pembusukan.
Daun pisang
Daun pisang juga bersifat antibakteri seperti daun jati.
Selain itu, daun pisang memiliki kandungan antioksidan tinggi yang bermanfaat bagi tubuh.
Daun kelapa
Biasanya daun kelapa dianyam untuk membungkus daging.
Seperti daun jati dan daun pisang, daun kelapa memiliki sifat antibakteri dan antiseptik.
Daun pandan
Daun pandam dikenal sebagai penambah aroma masakan karena harumnya yang menggugah selera.
Ternyata, ada manfaat lain yang menakjubkan dari daun pandan.
Daun pandan dapat membantu mendetoks tubuh dari racun dan radikal bebas.
Source | : | intisari,bobo |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR