"Dalam video tersebut, anak mendapat contoh yang salah tentang perilaku merokok, misalnya dianggap keren, dewasa, dan sebagainya, padahal itu adalah konsep yang salah," tutur Nina.
Selain itu, asap rokok yang disemburkan kepada anak bisa membuat kemampuan logika anak bermasalah, sehingga kecerdasannya menjadi tidak optimal.
"Berarti dalam proses perkembangan anak ini, kemampuannya dalam berlogika akan mengalami masalah, kemudian rokok juga bisa mengurangi kecerdasan. Apabila perkembangan kecerdasan tidak optimal, maka berdampak pada banyak hal terutama dalam masalah belajar," ungkap Nina.
Selain itu, secara emosional, nantinya sang anak pun akan menjadi tidak stabil jika terus-terusan terpapar asap rokok atau bahkan ikut mencoba rokok.
"Secara emosional, rokok juga membuat seseorang menjadi tidak terlalu sabar dalam menunggu, emosinya lebih tidak stabil, perkembangan emosionalnya menjadi bermasalah dan tidak optimal," kata Nina.
"Secara sosial, banyak anak merokok karena ikut-ikutan dengan teman. Padahal, di dalam pergaulan, anak-anak yang merokok sering kali ditemui bullying, atau tekanan sosial dalam pergualan tersebut. Karena, adanya tekanan-tekanan itu, menjadi pergaulan yang tidak sehat dialami oleh anak," pungkasnya.
Tampil Percaya Diri di Tiap Momen, Fres & Natural EDT Gandeng El Rumi Hadirkan Wangi Segar dan Tahan Lama
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR